Baku Tembak dan Ledakan di Hotel Kenya Berlanjut, 15 Orang Tewas
NAIROBI, iNews.id - Serangan kelompok bersenjata dan bom bunuh diri di hotel dan kompleks perkantoran DusitD2, Nairobi, Kenya, hingga saat ini menewaskan 15 orang, termasuk warga Amerika Serikat (AS).
Data itu disampaikan dua sumber kepolisian Kenya yang melihat langsung jenazah di lokasi. DusitD2 merupakan kompleks berisi hotel 101 kamar, restoran, spa, serta perkantoran, di mana banyak pekerja asing beraktivitas.
Serangan dimulai pada Selasa (15/1/2019) pukul 15.00 waktu setempat dan masih berlangsung hingga hari ini.
Para korban ditemukan di beberapa lokasi. Mereka sebelumnya terjebak di dalam restoran, perkantoran, dan hotel. Para pelaku meledakkan satu bom di halaman parkir lalu dilanjutkan aksi bom bunuh diri di hotel. Setelah itu beberapa orang masuk dan melepaskan tembakan membabi buta.
"Sampai saat ini kami mendapati 15 orang tewas, termasuk beberapa warga asing," kata seorang polisi, dikutip dari AFP, Rabu (16/1/2019).
Hingga saat ini baku tembak dan suara ledakan masih terdengar. Ini mengindikasikan para pelaku masih beraksi dari dalam gedung.
"Kami masih yakin ada dua atau tiga pelaku di beberapa lokasi. Kondisinya masih jauh dari selesai," ujarnya.
Seorang sumber kepolisian lainnya membenarkan jumlah korban tersebut. Dia mengindikasikan ada kemungkinan jumlah korban bertambah mengingat ada beberapa lokasi yang belum bisa dijangkau.
"Ada beberapa area yang belum bisa diakses, tapi baru (jumlah) itu yang kami ketahui sejauh ini," ujarnya.
Sekitar 12 jam setelah serangan atau sekitar pukul 03.30, ada belasan korban yang keluar dari gedung. Namun setelah itu terdengar lagi suara ledakan dan tembakan.
Polisi belum bisa memastikan berapa orang yang masih terjebak di dalam. Petugas sangat berhati-hati untuk masuk karena posisi pelaku tidak diketahui.
Pada Selasa malam, petugas sempat yakin berhasil melumpuhkan pelaku karena tak terdengar lagi tembakan dalam waktu lama. Namun pada Rabu dini hari, suara tembakan kembali terdengar.
"Ada satu lantai tempat mereka melepaskan tembakan, kami masih yakin ada beberapa orang di sana," seraya menambahkan, banyak pengunjung atau karyawan terjebak di tangga.
Seorang karyawan di perusahaan internasional, Simon Crump, mengisahkan, saat penyerangan terjadi Selasa sore, suara tembakan datang dari berbagai arah. Dia beruntung bisa bebas 1 jam usai serangan setelah bersembunyi di salah satu kantor.
Untuk melumpuhkan pelaku, pasukan asing bersenjata berat turun tangan. Mereka sebenarnya bertugas menjaga kantor kedubes masing-masing di Nairobi, namun ikut membantu polisi dan pasukan Kenya.
Kelompok militan Al Shabaab yang berafiliasi dengan Al Qaeda mengaku bertanggung jawab. Serangan ini merupakan yang terbesar di Nairobi setelah penembakan di pusat perbelanjaan Westgate pada 2013, menewaskan sedikitnya 67 orang.
Lalu pada 2 April 2015, serangan kelomok ini di universitas kota Garissa menewaskan 148 orang.
Editor: Anton Suhartono