Bangladesh dan Myanmar Bahas Nasib Warga Rohingya di Perbatasan
DHAKA, iNews.id - Perwakilan dari Bangladesh dan Myanmar akan bertemu hari ini, Selasa (20/2/2018), untuk membahas pemulangan pengungsi Muslim Rohingnya. Saat ini lebih dari 6.500 Muslim Rohingya terjebak di antara di perbatasan atau di jalur yang tidak diklaim oleh kedua negara.
"Ini tentang membawa mereka kembali ke Myanmar. Mereka berada di garis nol dan sebenarnya di sisi Myanmar," kata Komisioner Bantuan dan Pemulangan Pengungsi, Mohammad Abul Kalam, seperti dilansir Reuters, Selasa (20/2/2018).
Kalam menyebut pertemuan akan diadakan di wilayah "garis nol", di sebuah tempat bernama Gundum. Namun, beberapa pejabat Myanmar membantah mengetahui rencana pertemuan tersebut.
Juru bicara badan PBB untuk pengungsi UNHCR mengatakan pihaknya khawatir etnis Rohingya dikembalikan secara paksa ke Myanmar tanpa mempertimbangkan keselamatan mereka. UNHCR sendiri tidak dilibatkan dalam pembicaraan dan pemulangan pengungsi.
Hampir 700.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine ke Bangladesh sejak Agustus 2017. PBB menyebut kekerasan yang dilakukan militer Myanmar sudah mengarah kepada pembersihan etnis. Warga etnis Rohingya dibunuh, dibakar, dan diperkosa.
Myanmar membantah tuduhan tersebut dan berdalih mereka hanya memerangi kelompok militan yang menyerang pos-pos keamanan.
Sebagian besar warga Rohingya ditampung di kamp-kamp di Cox's Bazar, di ujung selatan Bangladesh. Namun beberapa ribu warga lain terjebak di zona penyangga di sepanjang perbatasan.
Pasukan keamanan Bangladesh sebelumnya diperintahkan untuk tidak membiarkan warga Rohingya melintasi perbatasan. Banyak di antara mereka mengatakan, mereka lebih nyaman tinggal di sana agar tidak menjadi pengungsi di Bangladesh.
Editor: Anton Suhartono