Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Bangladesh Putus Jaringan Telepon Seluler di Kamp-Kamp Rohingya

Selasa, 03 September 2019 - 09:05:00 WIB
Bangladesh Putus Jaringan Telepon Seluler di Kamp-Kamp Rohingya
Salah satu muslim Rohingya menggunakan ponsel di kamp pengungsi Cox's Bazar. (FOTO: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

COX'S BAZAR, iNews.id - Bangladesh memerintahkan pemutusan layanan telepon seluler bagi hampir satu juta pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp di Cox's Bazar, bagian tenggara negara itu.

Langkah itu menyusul pecahnya kekerasan dalam beberapa pekan terakhir di kamp-kamp itu, yang kini menjadi rumah bagi sebagian besar yang melarikan diri dari negara bagian Rakhine Myanmar. Mereka melarikan diri dua tahun lalu setelah dibantai oleh militer Myanmar.

Langkah itu juga muncul setelah tidak ada satu pun pengungsi yang muncul pada akhir Agustus untuk pulang kembali ke Rakhine.

​​Juru bicara Komisi Pengaturan Telekomunikasi Bangladesh (BTRC), Zakir Hossain Khan, mengatakan operator diberi waktu tujuh hari untuk menyampaikan laporan tentang pemutusan jaringan ponsel di kamp.

"Banyak pengungsi menggunakan telepon seluler di kamp-kamp. Kami meminta para operator untuk mengambil tindakan untuk menghentikannya," katanya, kepada AFP, Selasa (3/9/2019).

Dia menyebut keputusan itu dibuat berdasarkan alasan keamanan.

Perintah itu mengejutkan muslim Rohingya, kata salah satu pemimpin mereka dengan syarat anonimitas.

Dia mengatakan, larangan itu akan sangat memengaruhi kehidupan Rohingya, mengganggu komunikasi antar berbagai kamp yang tersebar di distrik perbatasan Cox's Bazar.

"Kami tidak akan dapat berkomunikasi dengan kerabat kami yang tinggal di Myanmar atau bagian lain dunia," kata pemimpin itu.

Banyak etnis Rohingya, katanya, mengandalkan akses ponsel dan biasanya menerima panggilan telepon terkait pengiriman uang.

Bangladesh di masa lalu mencoba membatasi akses ponsel di permukiman itu. Namun langkah itu tidak ditegakkan secara serius, dan justru memicu berkembangnya pasar telepon seluler serta kartu SIM di kamp.

Juru bicara kepolisian Ikbal Hossain menyambut keputusan tersebut.

"Para pengungsi telah menyalahgunakan akses ponsel untuk melakukan kegiatan kriminal seperti perdagangan pil metamfetamin senilai ratusan juta dolar dari Myanmar," ujar Hossain.

"Langkah itu pasti akan berdampak positif. Saya percaya kegiatan kriminal pasti akan turun," katanya, kepada AFP.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut