Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jet Tempur F-16 Tim Aerobatik Thunderbirds AS Jatuh di California, Penyebab Masih Misterius
Advertisement . Scroll to see content

Begini Cara Kerja Kursi Lontar Ejection Seat Pesawat Tempur, Fitur Penyelamat Pilot

Sabtu, 26 Maret 2022 - 14:27:00 WIB
Begini Cara Kerja Kursi Lontar Ejection Seat Pesawat Tempur, Fitur Penyelamat Pilot
Cara kerja kursi lontar atau ejection seat pesawat tempur cukup kompleks (Foto: US Air Force)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Cara kerja kursi lontar atau ejection seat pesawat tempur menarik untuk diketahui. Fitur ini bisa menyelamatkan pilot dan kopilot jika pesawat tertembak rudal dalam perempuran atau saat kondisi darurat seperti mengalami gangguan teknis.

Kursi didesain sedemikian rupa sehingga dapat melontarkan pilot dan kopilot keluar dari pesawat atau jet tempur dengan sangat cepat dalam posisi apa pun.

Melontar keluar dari pesawat jet yang terbang sangat cepat, bahkan bisa mencapai kecepatan suara, sangat berbahaya. Kekuatan lontaran pada kecepatan itu bisa mencapai 20 kali gaya gravitasi Bumi. Artinya pilot mengalami gaya 20 kali berat tubuhnya dan bisa mengakibatkan cedera parah, bahkan kematian. 

Cara kerja kursi lontar cukup kompleks terdiri dari beberapa urutan. Pilot juga harus melakukan beberapa langkah, bahkan sejak masuk pesawat untuk mengaktifkan sistem kursi pelontar, seperti memastikan pin pengaman handel dilepas. Selain itu ada beberapa tindakan yang dilakukan pilot saat akan mengaktifkan kursi lontar.

Anatomi kursi pelontar sama seperti kebanyakan seat. Bedanya, ada perangkat utama yang dimiliki kursi lontar seperti rel, roket, pengekangan, dan parasut. 

Kursi pelontar akan bekerja setelah pilot menarik handel. Posisi handel bermacam-macam bergantung jenis pesawat, ada yang di tengah antara paha pilot, samping kiri dan kanan, atau di dekat kepala untuk sekaligus mengaktifkan penutup wajah.

Kaca penutup jet tempur di bagian atas atau kanopi akan membuka sangat cepat. Ada beberapa cara kanopi membuka, yakni kacanya diledakkan menggunakan bahan khusus yang sudah tertempel atau terlepas dengan cara diledakkan engselnya. Semua proses tersebut terjadi sangat cepat dan aman bagi pilot.

Setelah itu roket pendorong meledak melontarkan kursi ke bagian atas dengan mengikuti rel sehingga arahnya aman, tidak menabrak bagian pesawat lain. 

Waktu lontaran tidak lebih dari 4 detik sejak handel ditarik. Lama waktu bisa berbeda, bergantung pada model kursi serta bobot pilot.

Saat kursi melontar, tubuh pilot, terutama bagian kaki dan tangan akan terkait dengan tali sehingga merapat ke badan. Ini untuk menghindari efek hentakan dari pergerakan kursi yang sangat cepat. Jika tak terikat, kaki dan tangan pilot bisa terempas seketika menyebabkan cedera parah atau patah tulang.

Setelah beberapa saat di udara, kursi akan terlepas dari tubuh pilot disertai mengembangnya parasut. Kursi akan jatuh ke darat dalam kondisi terpisah dengan pilot. Pada pesawat tertentu antara pilot dan kursi masih terhubung agar keduanya tak berpisah jauh. Ini karena pada kursi pesawat tersimpang peralatan survival.

Lantas, bagaimana jika saat pilot mengaktifkan kursi pelontar posisi pesawat miring atau bahkan ke bawah. Kondisi ini tentunya sudah diperhitungkan mengingat pergerakan jet tempur sangat dinamis. Roket yang melontarkan kursi ke luar pesawat akan menyesuaikan arah ke atas karena dilengkapi sensor.

Pada 2020 lalu, seorang pilot TNI Angkatan Udara Lettu Aprianto Ismail selamat dari jet tempur yang jatuh di Desa Kubang Jaya, Kampar, Riau. Dia selamat setelah menggunakan kursi pelontar sebelum pesawat mengalami kecelakaan. 

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut