Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dampak Badai Al Aqsa Masih Bergaung, IDF Pecat Perwira gara-gara Israel Dipermalukan Hamas
Advertisement . Scroll to see content

Bela Palestina, Anggota Parlemen Selandia Baru Ini Diusir dari Ruang Sidang

Selasa, 12 Agustus 2025 - 15:19:00 WIB
Bela Palestina, Anggota Parlemen Selandia Baru Ini Diusir dari Ruang Sidang
Anggota parlemen Selandia Baru, Chloe Swarbrick, diusir dari ruang sidang saat debat membahas pengakuan negara Palestina (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

WELLINGTON, iNews.id - Anggota parlemen Selandia Baru, Chloe Swarbrick, diusir dari ruang sidang, Selasa (12/8/2025), saat debat sengit membahas sikap negara terhadap pengakuan negara Palestina.

Sidang darurat digelar setelah pemerintahan sayap kanan-tengah menyatakan sedang mempertimbangkan sikap, apakah akan mengakui negara Palestina atau tidak.

Swarbrick, salah satu pemimpin oposisi dari Partai Hijau, menyindir pemerintah yang dianggap terlalu lamban dan bersikap aneh soal isu Palestina.

Dia juga mendesak beberapa politisi partai berkuasa mendukung RUU untuk memberikan sanksi kepada Israel atas tuduhan kejahatan perang.

RUU tersebut diusulkan oleh partainya pada Maret dan didukung oleh semua partai oposisi.

"Jika mendapat (dukungan) 6 dari 68 anggota parlemen pemerintah yang berani, kami bisa berdiri di sisi sejarah yang benar," kata Swarbrick, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (12/8/2025).

Ketua parlemen Selandia Baru Gerry Brownlee marah dengan pernyataan itu dengan mengatakan sama sekali tidak bisa diterima.

Brownlee mendesak Srawbrick menariknya pernyataan dan meminta maaf. 

Namun tuntutan itu ditolak Swarbrick. Buntutnya, Brownlee, yang juga memimpin sidang, memerintahkan Srawbrick keluar dari ruang sidang.

Brownlee kemudian mengklarifikasi lagi bahwa Swarbrick bisa mengikuti sidng kembali pada Rabu besok, namun tetap menolak untuk meminta maaf.

Pemerintah Selandia Baru sebelumnya menyatakan akan membuat keputusan mengenai pengakuan negara Palestina pada September.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Winston Peters mengatakan, bulan depan pemerintah akan menggali informasi serta berbicara dengan mitra-mitra sebagai landasan dalam menentukan sikap.

"Kami akan mempertimbangkan keputusan ini dengan cermat daripada terburu-buru mengambil keputusan," kata Peters.

Bersama Partai Hijau, partai oposisi lainnya, Partai Buruh dan Te Pati Maori mendukung pengakuan negara Palestina segera.

Anggota parlemen Partai Buruh, Peeni Henare, mengatakan Selandia Baru memiliki sejarah yang teguh dalamn bersikap dan berprinsip. Namun dia menyayangkan dalam hal ini Selandia Baru tertinggal.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut