Bela Turki, Menlu Iran Sebut AS Kencanduan Mem-bully Negara Lain
TEHERAN, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif membela Turki terkait pemberlakuan tarif baja dan aluminium Amerika Serikat (AS). Zarif menyebut AS sebagai negara pencandu sanksi dan gemar mem-bully.
Pada Jumat (10/8/2018), Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif baja dan aluminium dari Turki terkait perselisihan mengenai penahanan pendeta Andrew Brunson serta masalah lainnya.
Menurut dia, keputusan Trump ini bisa menimbulkan kesulitan ekonomi pada sekutu NATO-nya itu dan memalukan.
"AS harus mengobati kecanduannya terhadap sanksi (dan) bullying atau seluruh dunia akan bersatu untuk memaksanya," kata Zarif, dalam cuitannya, seperti dikuti dari AFP, Sabtu (11/8/2018).
Dia pun menegaskan posisi Iran yang berdiri di samping Turki untuk melawan hegemoni AS.
Hal ini memicu pelemahan mata uang Turki, lira, yang turun 16 persen ke rekor terendah. Trump mengatakan, lira meluncur sementara dolar meroket.
Iran juga mengalami penurunan besar mata uangnya tahun ini, sebagian karena reimposisi sanksi AS setelah Trump meninggalkan kesepakatan nuklir 2015.
Editor: Anton Suhartono