Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menlu AS Rubio Harap Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Dicapai 23 Desember, Bisakah?
Advertisement . Scroll to see content

Belanja Militer Global 2019 Capai Rp28.800 Triliun, 2 Negara Asia Masuk 3 Besar Dunia

Senin, 27 April 2020 - 08:09:00 WIB
Belanja Militer Global 2019 Capai Rp28.800 Triliun, 2 Negara Asia Masuk 3 Besar Dunia
Pengeluaran militer global sepanjang 2019 mencapai Rp28.800 triliun (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

STOCKHOLM, iNews.id - Belanja militer global selama 2019 menunjukkan rekor peningkatan terbesar sejak 10 tahun terakhir, berdasarkan penelitian Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) yang dirilis Senin (27/4/2020).

Hal yang mengejutkan, untuk pertama kalinya dua negara Asia masuk dalam tiga besar negara dengan pengeluaran militer terbesar di dunia.

Menurut SIPRI, total pengeluaran militer seluruh negara di dunia sepanjang 2019 mencapai 1,9 triliun dolar AS atau sekitar Rp28.800 triliun.

Dibandingkan pengeluaran pada 2018, ada kenaikan 3,6 persen, sekaligus angka terbesar sejak 2010.

"Pengeluaran militer telah mencapai titik tertinggi sejak akhir Perang Dingin," kata peneliti SIPRI, Nan Tian, ​​kepada AFP.

Kenaikan pengeluaran militer ini didorong oleh belanja yang dilakukan AS yang merupakan negara dengan anggaran terbesar yakni menghabiskan 732 miliar dolar sepanjang 2019 atau naik 5,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pengeluaran militer AS itu menyumbang 38 persen dari biaya pertahaan global.

Selain itu untuk pertama kali, dua negara Asia masuk dalam tiga besar dunia, yakni China dan India. China menghabiskan sekitar 261 miliar dolar AS atau naik 5,1 persen sementara India 71,1 miliar dolar AS atau naik 6,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Tian, kenaikan pengeluaran militer Chjina menunjukkan ambisi mereka  untuk menjadi kekuatan militer kelas dunia.

"China secara terbuka menyatakan ingin bersaing dengan AS sebagai negara adikuasa militer," kata Tian.

Dia melanjutkan, ambisi China di bidang militer ini memengaruhi India, sebagai negara tetangga. India turut mengimbangi sehingga terjadi peningkatan anggaran.

"Ketegangan dan persaingan India dengan Pakistan dan China merupakan di antara pendorong utama peningkatan pengeluaran militernya," kata peneliti SIPRI lainnya, Siemon Wezeman.

Dua negara lain yang masuk lima besar dunia dalam pengeluaran militer adalah Rusia dan Arab Saudi.

Menurut SIPRI, perkembangan penting lainnya adalah Jerman yang menaikkan pengeluaran sebesar 10 persen pada 2019 menjadi 49,3 miliar dolar. Persentase kenaikan pengeluaran militer Jerman dibandingkan tahun 2018 merupakan yang tertinggi dibandingkan negara lain.

Peningkatan pengeluaran Jerman dilatarbelakangi adanya persepsi ancaman dari Rusia.

Untuk tahun 2020, Tian yakin kondisinya akan berbalik dibandingkan 2019 dipicu wabah virus corona. Semua negara, termasuk negara maju, mengalihkan fokus ke penanganan wabah di samping memburuknya kondisi perekonomian.

Pemerintah, kata dia, harus mempertimbangkan pengeluaran militer terhadap sektor lain, seperti perawatan kesehatan dan pendidikan.

"Sangat mungkin bahwa ini benar-benar akan berdampak pada pengeluaran militer," kata Tian.

Namun berdasarkan fakta sejarah, lanjut dia, penurunan belanja  militer tak akan berlangsung lama seperti saat terjadi krisis keuangan pada 2008.

"Kami bisa melihat penurunan pengeluaran 1 hingga 3 tahun dan kemudian naik lagi di tahun-tahun berikutnya," kata Tian.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut