Belum Ada Rencana Pertemuan Presiden Iran Rouhani dan Trump di Sela Sidang PBB
TEHERAN, iNews.id - Iran menegaskan tak ada rencana pertemuan antara Presiden Hassan Rouhani dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada akhir September 2019.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan, sejauh ini tak ada rencana pertemuan kedua pemimpin sebagaimana dibesar-besarkan AS.
"Kami belum merencanakan soal pertemuan ini. Saya juga tidak berpikir pertemuan itu akan terjadi di New York (Sidang PBB)," kata Mousavi, melalui siaran televisi pemerintah, dikutip dari AFP, Senin (16/9/2019).
Sebelumnya Trump kembali mengungkapkan rasa yakin bahwa pertemuannya dengan Rouhani akan terwujud. Kedua pemimpin disebut-sebut akan bertemu di sela Sidang Majelis Umum PBB.
"Itu (pertemuan) bisa terjadi, itu bisa terjadi. Tidak ada masalah dengan saya," kata Trump, pada Selasa (10/9/2019).
Trump yakin pertemuan akan terwujud karena Iran membutuhkannya demi menghindari sanksi ekonomi. Soal syarat yang disampaikan Rouhani bahwa AS harus mencabut sanksi terlebih dulu untuk bisa bertemu, Trump menyebut Iran harus meluruskan masalah ini agar bisa keluar dari sanksi.
"Iran harus meluruskan, karena terus terang mereka berada dalam posisi yang sangat buruk sekarang," kata Trump.
Ketegangan kedua negara meningkat sejak AS memutuskan keluar dari kesepakatan nuklir tahun 2015 mulai Mei 2018. Setelah itu AS memberlakuan sanksi terbaru yang memukul perekonomian Iran.
Jika pertemuan terwujud, maka ini merupakan kali pertama presiden kedua negara bertemu. Namun rencana ini dibayangi serangan terhadap dua fasilitas minyak Aramco Arab Saudi yang memicu berkurangnya pasokan minyak dunia.
Menlu AS Mike Pompeo menuding Iran di balik serangan ini dengan beralasan bahwa drone yang digunakan untuk menyerang fasilitas bukan berasal dari Yaman, merujuk pada klaim pemberontak Houthi yang didukung Iran. Namun Mousavi menepis tuduhan itu dengan menyebutnya tak beralasan dan lebih ditujukan untuk menyudutkan Iran.
Trump juga menyampaikan kegeramannya dengan serangan itu, bahkan menyebut negaranya sudah mengetahui siapa pelakunya dan memberi sinyal untuk merespons dengan kekuatan militer. Namun dia menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan Saudi.
Editor: Anton Suhartono