Berontak, Bos Tentara Bayaran Rusia Tegaskan Tak Ingin Gulingkan Vladimir Putin
MOSKOW, iNews.id - Pendiri yang juga bos tentara bayaran Rusia Wagner Group Yevgeny Prigozhin menegaskan tak berniat untuk menggulingkan Presiden Vladimir Putin. Pasukan Wagner memberontak terhadap pemerintah pada Jumat pekan lalu, namun pada Sabtu malam dibatalkan.
Dalam peryataan pertama sejak membatalkan pemberontakan, Prigozhin mengatakan dirinya hanya ingin protes atas perang di Ukraina yang tidak efektif.
Prigozhin juga mengulangi klaimnya bahwa Wagner merupakan kekuatan tempur paling efektif di Rusia, bahkan dunia. Oleh karena kehebatannya itulah Wagner seolah mempermalukan unit-unit tentara organik yang dikirim Rusia ke Ukraina sejak operasi militer khusus pada 24 Februari 2022.
Menurut Prigozhin, bukti dari kehebatan pasukannya adalah bisa menguasai Rostov on Don, kota di Rusia yang berbatasan dengan Ukraina tanpa pertumpahan darah serta mengirim konvoi pasukan ke Moskow sampai mendekat jarak 200 km.
"Kami menunjukkan kelas master, sebagaimana seharusnya pada 24 Februari 2022. Kami tidak punya tujuan untuk menggulingkan rezim yang ada dan pemerintah yang terpilih secara sah," katanya, dalam pesan audio di Telegram, seperti dilaporkan kembali Reuters, Selasa (27/6/2023).
Lebih lanjut dia mengulangi tuduhan bahwa militer Rusia menyerang kamp pasukan Wagner Group menggunakan rudal dan helikopter, menewaskan sekitar 30 anggotanya (sebelumnya disebut 2.000).
Prizoghin juga mengungkapkan alasan menarik kembali tentaranya yang konvoi menuju Moskow. Dia menyadari pasukan Rusia sudah menanti hingga bakal terjadi pertumpahan darah yang tak bisa dihindari.
Dia menegaskan tentara Wagner tidak menumpahkan setetes darah pun saat konvoi menuju Moskow. Hanya saja dia menyesalkan terpaksa membunuh pasukan Rusia yang menyerang konvoi menggunakan helikopter.
Dalam pesan audio itu Prizoghin juga mengeluhkan tentang perintah militer yang harus ditandatangani semua unit relawan, termasuk tentara bayaran Wagner, sebelum 1 Juli. Isinya semua unit relawan harus berada di bawah kendali Kementerian Pertahanan Rusia.
Setelah kebijakan itu, kurang dari 2 persen dari personel Wagner telah mendaftar.
"Tujuan konvoi itu adalah untuk menghindari kehancuran Wagner," katanya.
Editor: Anton Suhartono