WOODSIDE, iNews.id – Presiden China Xi Jinping menilai Taiwan adalah masalah terbesar dan paling berbahaya dalam hubungan AS dan negaranya. Hal itu disampaikan Xi kepada Presiden AS Joe Biden saat keduanya bertemu di Amerika Serikat pada Rabu (15/11/2023) waktu setempat.
Seorang pejabat senior AS, dengan mengutip Xi, mengatakan bahwa bahwa China ingin bersatu kembali secara damai dengan Taiwan yang diklaim Beijing. Namun, dia kemudian mengingatkan Biden tentang kondisi di mana China bisa saja menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan tersebut.
Turki Bantu Bebaskan 200 Warga Sipil yang Terjebak di Terowongan Gaza
Xi berusaha menunjukkan bahwa Beijing tidak sedang mempersiapkan invasi besar-besaran ke Taiwan. Akan tetapi, hal itu tidak mengubah pendekatan AS, kata pejabat itu.
“Presiden Xi menggarisbawahi bahwa (Taiwan) ini adalah masalah terbesar dan paling berpotensi membahayakan dalam hubungan AS-China,” kata pejabat senior AS itu kepada wartawan.
Presiden Xi Jinping: China Jadi Mitra Dagang Utama bagi 140 Negara dan Wilayah
Menurut dia, Biden menanggapinya dengan meyakinkan Xi bahwa Washington DC bertekad menjaga perdamaian di kawasan. “Presiden Biden menjawab dengan sangat jelas bahwa posisi lama Amerika Serikat adalah tekad untuk menjaga perdamaian dan stabilitas,” kata pejabat itu.
Xi Jinping lalu mengatakan, pada titik tertentu China dan AS perlu bergerak menuju resolusi yang lebih umum, yaitu reunifikasi (penyatuan kembali) China dan Taiwan.
Pertemuan Jokowi dan Xi Jinping Hasilkan 10 Kesepakatan, Apa Saja?
Biden dan Xi bertemu di Woodside, sebuah kawasan pedesaan di California, AS, Rabu waktu setempat. Ini adalah pertemuan pertama kedua pemimpin dunia itu sejak mereka berjumpa terakhir kali saat menghadiri KTT G20 di Bali, setahun lalu.
Taiwan Pamer Kapal Selam Pertama Buatan Dalam Negeri untuk Hadapi China, Ini Penampakannya
Di Woodside, Xi dan Biden melakukan pembicaraan selama empat jam. Tujuannya adalah untuk mengurangi perselisihan antara kedua negara adidaya tersebut terkait konflik militer, perdagangan narkoba, dan kecerdasan buatan. Kedua pemimpin pun mengatakan, mereka telah membuat “kemajuan nyata” dalam pembicaraan itu.
China telah meningkatkan aktivitas militer untuk mencoba dan memaksa Taiwan yang diperintah secara demokratis untuk menerima kedaulatan Beijing, meskipun ada penolakan keras dari pemerintah di Taipei.
Perwira senior militer AS mengatakan bahwa Xi telah memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk bersiap menginvasi Taiwan pada tahun 2027. Sementara Beijing tidak mengesampingkan penggunaan cara paksa untuk merebut pulau itu, meskipun tidak pernah membagikan rincian tentang persiapan perang.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku