Industri Prostitusi Belanda yang Tak Lagi Bergairah di tengah Pandemi
AMSTERDAM, iNews.id - Pandemi Covid-19 turut berdampak pada geliat industri prostitusi di Belanda. Sejak diberlakukan aturan pembatasan wilayah (lockdown) banyak pekerja seks komersial (PSK) khawatir tertular dan memilih pulang kampung.
Pemberlakukan lockdown di Belanda sejak pertengahan Maret sampai awal Juni lalu menyebabkan hotel-hotel, rumah prostitusi serta lebih dari 300 pekerja seks berijin di kawasan lokalisasi De Wallen kehilangan pendapatan.
De Wallen, distrik merah di Amsterdam, sebelum pandemi Covid-19 kerap dikunjungi lebih dari satu juta wisawatan dari seluruh dunia. Namun, kawasan itu bak kota mati selama lockdown, geliat aktivitas esek-esek terhenti. Para PSK yang sudah tidak memiliki penghasilan memilih untuk pulang ke kampung halamannya di timur Eropa.
"Saya mendapat tujuh janji kencan dengan klien selama sepekan saat lockdown dimulai. Semuanya hilang dalam sekejap. Saya kehilangan pemasukan 1.100 Euro. Kemudian saya berhenti menghitung," kata Anna, bukan nama sebenarnya, yang merupakan pekerja seks di De Wallen.
Tetapi, tidak sedikit yang bertahan di Amsterdam dan mencari pelanggan "secara ilegal" di luar De Wallen. Sebagai informasi, di Belanda ada peraturan transaksi seksual dikatakan resmi apabila berlangsung di hotel atau rumah prostitusi yang berada di distrik merah seperti De Wallen.