Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Duh, Ratusan Perempuan Diperkosa Pemberontak saat Melarikan Diri dari Medan Konflik Sudan
Advertisement . Scroll to see content

Brutal, Pemberontak Sudan Bakar Ratusan Mayat Warga Sipil untuk Hilangkan Bukti Genosida

Senin, 10 November 2025 - 13:52:00 WIB
Brutal, Pemberontak Sudan Bakar Ratusan Mayat Warga Sipil untuk Hilangkan Bukti Genosida
Jaringan Dokter Sudan (SDN) menuduh pemberontak RSF membakar ratusan mayat warga sipil di El Fasher (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

ABUJA, iNews.id - Praktik kebrutalan pemberontak Sudan, Pasukan Dukungan Cepat (RSF), satu per satu terungkap. Kali ini organisasi medis Jaringan Dokter Sudan (SDN) menuduh para pemberontak membakar serta memutilasi ratusan jenazah warga sipil korban pembunuhan selama penaklukan Kota El Fasher. 

Menurut SDN, para pemberontak melakukan aksi nekat tersebut dengan tujuan menyembunyikan barang bukti atas kejahatan mereka, pembunuhan massal.

Ratusan mayat warga sipil, yang ditembak mati di jalanan Kota El Fasher setelah perebutan kota tersebut pada 26 Oktober, dikumpulkan untuk dibakar, dimutilasi, atau dikubur secara massal.

Namun upaya mereka untuk menghapus barang bukti dengan membakar jenazah gagal.

"Apa yang terjadi di El Fasher bukan insiden terisolasi, melainkan babak baru dari genosida besar-besaran yang dilakukan RSF, yang secara terang-terangan melanggar semua norma internasional dan agama, yang melarang mutilasi jenazah," bunyi pernyataan SDN, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (10/11/2025).

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan, 82.000 dari total populasi El Fasher yang berjumlah 260.000 jiwa, mengungsi setelah RSF merebut kota tersebut, di tengah laporan pembunuhan massal, pemerkosaan, dan penyiksaan. 

Banyak penduduk yang diyakini masih terjebak.

Laporan Al Jazeera mengungkap, banyak orang yang melarikan diri dari El Fasher ke Al Dabbah tewas selama pelarian.

"Mereka tidak memiliki makanan dan air, atau karena mereka menderita luka-luka akibat tembakan," demikian laporan jurnalis Al Jazeera, Hiba Morgan.

Para pengungsi mengatakan, mereka mendapat kabar mengenai kematian kerabat dari video yang sengaja disebarkan RSF di media sosial sebagai bagian perang psikologis. Video memperlihatkan pembunuhan. 

Beberapa video menunjukkan praktik kekerasan ekstrem beredar di media sosial sejak kelompok tersebut menyerbu El Fahser.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut