Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Lepas dari Hukuman Internasional, Presiden Suriah Sharaa Terkejut Amerika dan Rusia Bisa Kompak
Advertisement . Scroll to see content

Bukan Afghanistan, Intelijen AS Sebut Ancaman Teror Terbesar Datang dari Negara-Negara Ini

Selasa, 14 September 2021 - 13:59:00 WIB
Bukan Afghanistan, Intelijen AS Sebut Ancaman Teror Terbesar Datang dari Negara-Negara Ini
Avril Haines sebut ancaman serangan teror terbesar bukan datang dari Afghanistan (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat Avril Haines menyebut ancaman terbesar serangan teroris bagi negaranya bukan datang dari Afghanistan. Dia mengungkap beberapa negara seperti Yaman, Somalia, Suriah, dan Irak.

Menurut Haines, ancaman dari Afghanistan sudah jauh berkurang sehingga negara itu berada di urutan bawah dalam daftar prioritas. Ini tak lepas dari kehadiran tentara AS selama 20 tahun di Afghanistan yang salah satu misinya memerangi terorisme.

Meskipun beberapa kalangan intelijen AS khawatir ancaman terorisme akan meningkat setelah berkuasanya Taliban, Haines memandang Afghanistan tak lagi menjadi perhatian utama. Dia tak begitu yakin Taliban menyembunyikan teroris untuk menyerang AS.
 
"Kami tidak memprioritaskan Afghanistan dalam daftar teratas. Apa yang kami pantau adalah Yaman dan Somalia, Suriah dan Irak. Di situlah kami melihat adanya ancaman terbesar," kata Haines, dalam acara yang diadakan Aliansi Keamanan Nasional dan Intelijen, dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/9/2021). 

Meski demikian, lanjut dia, badan intelijen AS tetap memantau kemungkinan bangkitnya sel-sel teroris di Afghanistan.

Pernyataan ini disampaikan Haines sebelum pemerintahan Presiden Joe Biden menghadapi kritikan oleh politisi Partai Republik dan Demokrat di DPR soal penarikan tentara AS dari Afghanistan yang dianggap terburu-buru.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken menjelaskan kebijakan pemerintah soal penarikan tentara AS kepada anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR selama beberapa jam.

Hal yang menjadi sorotan adalah penarikan yang terburu-buru itu menyebabkan sekitar 100 warga AS, ribuan penduduk Afghanistan yang membantu misi AS selama 20 tahun terakhir, serta banyak pasukan asing lainnya yang tertinggal di Afghanistan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut