Bukan Takut, Ini Alasan Mengapa Suriah Tak Balas Serangan Israel
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Suriah Ahmad Al Sharaa mengungkapkan alasan di balik keputusan negaranya tidak membalas serangan-serangan udara Israel yang terus terjadi selama hampir setahun terakhir. Bukan karena takut kepada militer Zionis, tapi ada yang menjadi prioritas ketimbang melanjutkan konflik.
Sharaa menegaskan, prioritas utama pemerintah Suriah saat ini adalah membangun kembali negara, bukan memperluas konflik.
“Karena ingin membangun kembali Suriah, kami tidak menanggapi agresi tersebut,” ujar Sharaa, dalam wawancara dengan surat kabar The Washington Post, dikutip Rabu (12/11/2025).
Sejak 8 Desember 2024, setelah jatuhnya rezim Bashar Al Assad, Israel telah melancarkan lebih dari 1.000 serangan udara ke wilayah Suriah. Namun, hingga kini Damaskus memilih menahan diri, meskipun banyak fasilitas militer dan infrastruktur sipil menjadi sasaran.
Fokus Utama: Rekonstruksi dan Stabilitas
Menurut Sharaa, pemerintahannya saat ini berfokus pada pemulihan ekonomi, keamanan dalam negeri, dan rekonstruksi nasional pascaperang panjang yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Suriah.
“Kami baru saja keluar dari era yang sangat sulit. Menanggapi provokasi Israel hanya akan memperpanjang penderitaan rakyat kami,” katanya.
Dia menilai membalas serangan militer justru akan mengacaukan proses stabilisasi politik yang tengah dijalankan bersama mitra internasional, termasuk Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa yang mulai membuka kembali jalur diplomatik dengan Damaskus.
Menariknya, sikap Suriah dalam menahan diri justru mendapat dukungan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang disebut Sharaa sepakat dengan pendekatan diplomasi dan rekonstruksi terlebih dulu.
Kunjungan Al Sharaa ke AS menjadi peristiwa bersejarah, karena ini kali pertama seorang pemimpin Suriah mengunjungi Washington sejak kemerdekaan negara itu hampir 80 tahun lalu. Selain bertemu Presiden Trump, dia juga melakukan pertemuan dengan kalangan bisnis Amerika untuk membahas investasi dalam proyek rekonstruksi Suriah.
Dengan sikap moderat dan pendekatan diplomasi yang dia tempuh, Sharaa kini berupaya mengembalikan posisi Suriah sebagai negara yang berdaulat dan stabil di kawasan Timur Tengah, tanpa harus terjebak dalam spiral perang baru dengan Israel.
Editor: Anton Suhartono