Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Lepas dari Hukuman Internasional, Presiden Suriah Sharaa Terkejut Amerika dan Rusia Bisa Kompak
Advertisement . Scroll to see content

Celana Dalam Jadi Bukti Kematian Pemimpin ISIS Al Baghdadi

Rabu, 30 Oktober 2019 - 08:21:00 WIB
Celana Dalam Jadi Bukti Kematian Pemimpin ISIS Al Baghdadi
Abu Bakar Al Baghdadi. (FOTO: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi menyatakan, mata-mata mereka mengambil celana dalam Abu Bakar Al Baghdadi, yang kemudian digunakan dalam tes DNA untuk memastikan jati diri sang pemimpin ISIS.

Komandan senior SDF, Polat Can, mengatakan sumbernya juga memainkan peran penting dalam menemukan lokasi pimpinan ISIS tersebut sebelum dilakukannya operasi pasukan khusus AS di Suriah.

Baghdadi meledakkan dirinya menggunakan rompi bom pada saat penyergapan. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecilkan peran pasukan Kurdi.

Ketika mengumumkan serangan 27 Oktober, Trump mengatakan Kurdi memberikan informasi yang membantu. Namun dia menambahkan, "Mereka sama sekali tidak melakukan peran militer."

Can menegaskan, lewat serangkaian cuitan di Twitter pada Senin, bahwa SDF berperan penting dalam serangan tersebut.

"Semua intelijen dan akses ke Al Baghdadi, di samping identifikasi tempatnya, adalah hasil pekerjaan kami. Sumber intelijen kami terlibat dalam pengiriman koordinat, mengarahkan penurunan satuan dari udara, terlibat bagi keberhasilan operasi sampai saat-saat terakhir," katanya, seperti dilaporkan BBC, Rabu (30/10/2019).

Can menuturkan, SDF bekerja sama dengan CIA untuk melacak Baghdadi sejak 15 Mei, dan menemukan dia bersembunyi di provinsi Idlib, di mana operasi dilakukan.

Sumber tersebut, kata Can, menemukan pemimpin ISIS itu akan pindah ke tempat baru di Jarablus.

SDF merupakan sekutu penting AS dalam perang melawan ISIS, tetapi awal bulan ini Trump menarik pasukan AS dari Suriah bagian utara. Para pengamat mengatakan penarikan AS memberikan lampu hijau kepada Turki untuk memulai serangan lintas batas di kawasan.

Beberapa sekutu AS atau kekuatan di kawasan sebelumnya diberitahu soal operasi itu, termasuk Turki, Irak, pasukan Kurdi di timur laut Suriah, dan Rusia yang menguasai wilayah udara Idlib.

Ketika pasukan tiba, mereka menghadapi serangkaian tembakan dari darat, kata sejumlah laporan.

Saat mendarat, pasukan AS memerintahkan Baghdadi, yang melarikan diri ke terowongan, untuk keluar dan menyerahkan diri.

Tembakan pasukan tersebut melubangi dinding untuk menghindari jebakan di pintu. Baghdadi yang bergerak mundur kemudian meledakkan rompi bunuh diri dan yang juga menewaskan ketiga anaknya di terowongan.

Trump mengatakan hasil tes pada sisa tubuhnya memberikan identifikasi yang pasti dan sangat positif bahwa itu memang Baghdadi.

Tes dilakukan di lokasi kejadian oleh teknisi yang mendampingi satuan pasukan khusus yang telah memiliki sampel DNA Baghdadi, kata sejumlah laporan.

Pasukan khusus menggabungkan teknologi identifikasi wajah dan pembaca DNA lebih kecil yang pasukan dapat gunakan di dalam helikopter mereka untuk mendapatkan hasil, menurut the Daily Beast.

Para teknisi juga membawa bagian tubuh Baghdadi "dalam jumlah yang cukup" dengan helikopter.

Pada Senin (28/10/2019), Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mike Milley, mengatakan pejabat AS sudah membuang sisa-sisa tubuh Baghdadi.

Dia mengatakan pemakaman sudah rampung dan ditangani dengan sepatutnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Baghdadi disalatkan sesuai agama Islam dan dilarungkan di laut.

Proses yang sama dilakukan setelah pembunuhan pendiri Al Qaeda Osama bin Laden di Pakistan pada 2011.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut