Cerita Kengerian Gempa Maroko Tewaskan 632 Orang, Rumah-Rumah Berguncang Keras
RABAT, iNews.id - Gempa bumi dahsyat bemagnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat (8/9/2023) lepas pukul 23.00 waktu setempat. Sejauh ini tercatat 632 orang tewas dan 329 lainnya luka. Angka tersebut naik drastis dibandingkan laporan sebelumnya, yakni 296 orang tewas dan 153 lainnya luka.
Kementerian Dalam Negeri Maroko sebelumnya menyatakan, korban masih mungkin bertambah karena belum semua lokasi melaporkan kondisi daerah masing-masing. Selain itu proses pencarian dan penyelamatan masih berlangsung.
Gempa juga menghancurkan banyak bangunan dan infrastruktur di beberapa provinsi terdampak. Disebutkan dampak gempa dirasakan di Provinsi Al Haouz, Ouarzazate, Marrakesh, Azilal, Chichaoua, dan Taroudant.
Seorang pejabat mengatakan, sebagian besar korban tewas berada di daerah pegunungan yang sulit dijangkau.
Penduduk Marrakesh, kota besar yang posisinya paling dekat dengan pusat gempa, menceritakan beberapa bangunan di kota tua yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO runtuh. Selain itu menara masjid runtuh dan puing-puing menimpa mobil yang diparkir.
Seorang warga desa pegunungan Asni, Montasir Itri, mengatakan sebagian besar rumah di daerahnya hancur dan rusak.
“Tetangga kami ada yang masih terjebak di reruntuhan. Orang-orang berupaya keras untuk menyelamatkan mereka menggunakan sarana yang tersedia di desa,” katanya, dikutip dari Reuters, Sabtu (9/9/2023).
Seorang guru di Taroudant, Hamid Afkar, mengisahkan dia langsung meninggalkan rumah begitu guncangan kuat terjadi. Setelah itu masih ada beberapa gempa susulan.
“Bumi berguncang sekitar 20 detik. Pintu terbuka dan tertutup sendiri saat saya bergegas turun dari lantai 2,” ujarnya.
Warga Marrakesh lainnya, Brahim Himmi, mengatakan banyak ambulans keluar dari kota tua serta banyak fasad bangunan yang runtuh. Warga ketakutan dan panik, tak ada yang berani masuk rumah karena khawatir bangunan akan roboh.
Kepanikan dan ketakutan juga dirasakan Houda Hafsi, warga Marrakesh lainnya.
"Lampu gantung jatuh dari langit-langit dan saya lari keluar. Saya masih dalam perjalanan bersama anak-anak dan kami ketakutan," kata Hafsi.
Guncangan bahkan dirasakan di Ibu Kota Rabat yang jaraknya sekitar 350 km dari titik pusat gempa. Warga Rabat panik dan takut untuk kembali ke rumah.