Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Anggota Parlemen Israel Nyaris Baku Hantam Bahas RUU Hukuman Mati bagi Tahanan Palestina
Advertisement . Scroll to see content

China Curiga Ada Praktik Hukum Rimba di Gaza: Negara Kuat Tindas yang Lemah!

Rabu, 23 Juli 2025 - 08:42:00 WIB
China Curiga Ada Praktik Hukum Rimba di Gaza: Negara Kuat Tindas yang Lemah!
China mendesak masyarakat internasional menyelidiki dugaan praktik hukum rimba dalam perang di Gaza (Foto: AP) 
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - China mendesak masyarakat internasional untuk menyelidiki dugaan praktik "hukum rimba" yang diterapkan negara-negara kuat di tengah perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.  Pemerintah China juga menawarkan kesediaannya untuk menyelesaikan konflik melalui dialog dan kerja sama.

"Masyarakat internasional harus menyelidiki (paktik) hukum rimba, di mana negara-negara lebih kuat menindas negara-negara lemah," ujar Perwakilan China untuk Dewan Keamanan PBB (DK PBB) Fu Cong, dalam debat tentang 'Mempromosikan Perdamaian dan Keamanan Internasional melalui Multilateralisme dan Penyelesaian Sengketa secara Damai', dikutip Rabu (23/7/2025).

Dia menambahkan, menggunakan kekuatan atau sanksi untuk menyelesaikan sengketa yang dilakukan negara-negara besar seringkali terbukti kontraproduktif.

"Dialog dan kerja sama adalah cara terbaik untuk menyelesaikan sengketa," ujarnya.

Beijing, kata dia, siap dan tersedia untuk bekerja sama dengan masyarakat internasional guna menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung, termasuk Palestina dan Ukraina.

Fu melanjutkan, resolusi Dewan Keamanan PBB bersifat mengikat dan harus dilaksanakan dalam arti dan semangat karena kedaulatan dan integritas setiap negara harus dihormati.

Seorang diplomat Korea Selatan untuk PBB menyerukan keterlibatan negara-negara di kawasan untuk menyelesaikan sengketa melalui diplomasi dan "jasa baik".

Dia menyerukan penerapan "diplomasi preventif" dengan melibatkan para pemangku kepentingan untuk mencegah terjadinya sengketa dan mencapai perdamaian berkelanjutan.

Sementara itu perwakilan Thailand mendesak penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas semua negara dengan mengadopsi kebijakan "non-intervensi". Dia juga mendukung upaya PBB untuk menyelesaikan konflik regional dan global.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut