Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kunjungi Indonesia, Ketua MPR China Temui Prabowo di Istana Besok
Advertisement . Scroll to see content

China Klaim Warganya Jadi Target Pembunuhan dan Diskriminasi di Jepang

Jumat, 28 November 2025 - 11:01:00 WIB
China Klaim Warganya Jadi Target Pembunuhan dan Diskriminasi di Jepang
Ketegangan China-Jepang kembali memanas setelah Beijing memperbarui nasihat perjalanan bagi warganya ke Negeri Sakura (Foto: Free Malaysia Today))
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Ketegangan China-Jepang kembali memanas setelah Beijing mengeluarkan larangan perjalanan ke Jepang dan menegaskan bahwa warganya semakin sering menjadi target diskriminasi hingga kejahatan serius di Negeri Sakura. 
Pemerintah China menyatakan, peningkatan ancaman terhadap keselamatan warga negaranya merupakan alasan utama di balik pembaruan nasihat perjalanan yang diumumkan pada Rabu (26/11/2025), di samping memanasnya gejolak politik kedua negara terkait isu Taiwan.

Langkah ini diambil di tengah perselisihan diplomatik terkait Taiwan, terutama setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyatakan kesediaan membantu Taiwan jika diserang China. Pernyataan tersebut langsung memicu reaksi keras dari Beijing.

Lonjakan Laporan Diskriminasi dan Ancaman Keselamatan

Kedutaan Besar (Kedubes) China di Tokyo mengungkap peningkatan signifikan dalam permintaan bantuan dari warga China yang melaporkan perlakuan diskriminatif selama berada di Jepang. 

“Kasus-kasus terkait diskriminasi melonjak terutama pada November,” bunyi pernyataan kedubes, dalam masihat perjalanan.

Otoritas China menilai situasi keamanan di Jepang memburuk dan tidak lagi menjamin keselamatan warga mereka. 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, Mao Ning, menegaskan kejahatan yang menargetkan warga China semakin sering terjadi.

“Keamanan publik di Jepang tidak begitu baik saat ini. Kasus kriminal yang menargetkan warga China sering terjadi,” ujarnya, seperti dikutip dari Kyodo, Jumat (28/11/2025). 

Dia mendesak pemerintah Jepang mengambil tindakan nyata untuk memastikan keselamatan warga China yang berada di negara tersebut.

Data Jepang Justru Sebut Warga China Terlibat Kriminalitas

Namun Jepang merespons dengan merilis data kriminalitas yang justru menunjukkan bahwa sebagian insiden kekerasan di wilayahnya melibatkan warga negara China. Dalam laporan terbaru, otoritas Jepang mencatat tujuh kasus pembunuhan dan 21 kasus perampokan yang dilakukan oleh warga China di Jepang.

Data itu dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencatat 14 pembunuhan, 18 perampokan, dan tiga kasus pembakaran yang menargetkan warga China. Pemerintah Jepang menilai publikasi data ini sebagai upaya menyeimbangkan persepsi setelah munculnya klaim Beijing bahwa warganya menjadi korban diskriminasi dan serangan.

Ketegangan Memuncak, Wisatawan China Membatalkan Perjalanan

Pernyataan PM Takaichi mengenai Taiwan memicu eskalasi diplomatik yang lebih luas. Beijing menilai pernyataan itu sebagai bentuk permusuhan baru, sementara Tokyo menganggapnya langkah antisipatif terhadap ancaman regional.

Ketegangan ini berdampak langsung pada sektor pariwisata Jepang. Dalam beberapa pekan terakhir, ratusan ribu turis China membatalkan rencana perjalanan mereka ke Negeri Sakura, memukul industri wisata yang selama ini mengandalkan kedatangan besar-besaran dari China.

Hubungan Dua Negara Kian Memburuk

Larangan perjalanan dari China serta klaim meningkatnya diskriminasi dan pembunuhan terhadap warga mereka semakin menambah keretakan hubungan kedua negara. Beijing menuntut respons konkret dari Tokyo, sementara pemerintah Jepang masih berupaya menyeimbangkan urgensi keamanan nasional dan hubungan ekonomi dengan China.

Dengan tensi yang terus meningkat, kedua negara kini berada di titik yang semakin rapuh, dan situasi warga China di Jepang menjadi isu terbaru yang menyulut ketegangan diplomatik Asia Timur.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut