Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Bakal Berikan Bansos Rp33 Juta ke Setiap Warga AS, Bisa untuk Meringankan Pajak
Advertisement . Scroll to see content

China Tuduh AS Tukang Kompor karena Suka Sebar Informasi Salah terkait Konflik Ukraina

Selasa, 15 Maret 2022 - 13:36:00 WIB
China Tuduh AS Tukang Kompor karena Suka Sebar Informasi Salah terkait Konflik Ukraina
Warga di Ukraina mengungsi demi menghindari dampak dari serangan pasukan Rusia di negara itu. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.idChina membantah klaim para pejabat AS yang menyebut Rusia telah meminta bantuan kepada Beijing untuk operasi militer di Ukraina. China pun menyebut Washington DC telah menyebarkan informasi salah yang berisiko meningkatkan konflik.

“AS telah berulang kali menyebarkan disinformasi jahat terhadap China terkait masalah Ukraina,” ungkap Kedutaan Besar China di London, Inggris, kepada Reuters dalam sebuah pernyataan, Selasa (15/3/2022).

“China telah memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan pembicaraan damai. Prioritas utama sekarang adalah meredakan situasi, alih-alih menambahkan bahan bakar ke api, dan; bekerja untuk penyelesaian diplomatik daripada semakin memperburuk situasi,” kata Kedubes China lagi.

Sebelumnya, beberapa pejabat Amerika Serikat menyebut Rusia telah meminta peralatan militer China setelah serangan Moskow ke Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu. Hal itu memicu kekhawatiran Gedung Putih (Istana Kepresidenan AS di Washington DC) bahwa Beijing mungkin merusak upaya Barat untuk membantu pasukan Ukraina mempertahankan negara mereka.

Kabar tentang permintaan bantuan militer Rusia kepada China tersebut pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Inggris, Financial Times. Kremlin (Istana Kepresidenan Rusia) menegaskan bahwa Moskow tidak pernah membuat permintaan semacam itu kepada Beijing.

Dalam wawancara dengan CNN pada Minggu (13/3/2022), Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan, pihaknya yakin China sebenarnya sudah menyadari Rusia telah merencanakan beberapa tindakan militer di Ukraina sebelum serangan terjadi pada 24 Februari lalu. Akan tetapi, dia juga berpendapat bahwa Beijing mungkin tidak memahami sepenuhnya apa yang direncanakan Moskow kala itu.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut