Dalai Lama Minta Maaf Soal Pernyataan Tak Etis kepada Bocah, Begini Kata Warganet
NEW DELHI, iNews.id - Warganet menganggap alasan Dalai Lama melontarkan pernyataan yang kurang etis terhadap seorang bocah dengan tujuan bercanda, tidak dapat diterima. Mereka juga menganggap permintaan maaf pemimpin spiritual Tibet itu tersebut tak memadai.
“Anak laki-laki itu meminta pelukan lalu Anda bertanya apakah dia ingin 'mengulum lidahnya'. Dan ini idemu tentang permintaan maaf? Anda pikir meminta seorang anak untuk mengulum lidah Anda 'bermain'? Atau 'tidak bersalah'? Pemimpin agama / spiritual lolos begitu banyak omong kosong," kata seorang jurnalis India, Abhimanyu Bose seperti dilansir dari news.com.
Warganet lain juga menyebut juga menyindir alasan Dalai Lama melakukan hal tersebut untuk bercanda.
"Keberanian untuk menyebut ini main-main dan polos. Aku sungguh muak,” tulisnya.
Dalai Lama ke-14 atau yang bernama asli Tenzin Gyatso, meminta maaf setelah melontarkan pernyataan yang kurang etis terhadap seorang bocah. Saat menghadiri acara publik, dia meminta bocah laki-laki tersebut untuk mengulum lidahnya.
Video rekaman saat pria 87 tahun itu melontarkan pernyataan tersebut beredar di Twitter.
"Sebuah tayangan video beredar berisi pertemuan baru-baru ini ketika seorang anak laki-laki bertanya kepada Yang Mulia Dalai Lama apakah dia bisa memeluknya," demikian pernyataan di akun Twitter Dalai Lama, seperti dilaporkan kembali Reuters, Senin (10/4/2023).
"Yang Mulia ingin meminta maaf kepada bocah itu dan keluarganya, serta teman-teman di seluruh dunia, atas luka yang mungkin ditimbulkan oleh perkataannya," demikian lanjutan pernyataan.
Tak ada maksud buruk di balik pernyataannya itu. Dalai Lama biasa bercanda dengan orang-orang yang dia temui.
"(Dalai Lama) Sering menggoda orang yang dia temui dengan cara yang tidak merugikan dan candaan, bahkan di depan umum dan di depan kamera. Dia menyesali kejadian itu," demikian isi pernyataan.
Video yang telah ditonton 1 juta kali lebih itu juga menunjukkan Dalai Lama mengecup bocah tersebut di hadapan banyak orang yang disambut dengan tepuk tangan dan tawa.
Dalai Lama melarikan diri dari Tibet ke India pada tahun 1959 setelah pemberontakan yang gagal melawan kekuasaan China. Di India, dia diizinkan untuk mendirikan pemerintahan di pengasingan di Dharamsala.
Pada usia 54 tahun, dia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1989. Dia diperkirakan akan mengumumkan penggantinya saat berusia 90 tahun.
Nyatanya, Dalai Lama bukan kali ini membuat pernyataan kontroversial. Pada 2019, dia meminta maaf atas pernyataannya dalam sebuah wawancara dengan BBC.
Saat itu, dia mengatakan, Dalai Lama perempuan mana pun di masa depan 'harus lebih menarik'. Kantornya kemudian mengatakan, dia menyesal karena orang-orang telah terluka padahal dia hanya bercanda.
Dalai Lama juga menuai kritik atas pernyataan publik dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya pada 2018, setelah sejumlah besar pengungsi melakukan perjalanan ke Eropa dari Afrika Utara dan Timur Tengah.
Dia mengatakan dalam pidato tahun itu, para pengungsi ke Uni Eropa pada akhirnya harus pulang.
"Eropa adalah untuk orang Eropa," katanya saat itu.
Dia meminta negara-negara Eropa harus mengurus para pengungsi dan memberi mereka pendidikan dan pelatihan. Tujuannya agar pengungsi itu kembali ke tanah mereka sendiri dengan keterampilan tertentu.
Editor: Umaya Khusniah