‘Damaikan’ Korut-Korsel, Ketua Komite Olimpiade Dinominasikan Nobel?
SEOUL, iNews.id – Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 menjadi sorotan dunia karena keikutsertaan Korea Utara (Korut). Tak hanya itu, tim Korut tampil dalam satu barisan parade dengan Korea Selatan (Korsel) saat upacara pembukaan di bawah bendera unifikasi.
Belum cukup, atlet hoki es perempuan dari kedua negara yang masih berstatus perang itu juga tampil sebagai satu tim di olimpiade ini. Tak heran jika Presiden Korsel Moon Jae In menyebut Olimpiade Pyeongchang sebagai olimpiade perdamaian.
Anggota dewan eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC) asal Amerika Serikat (AS), Angela Ruggiero, mengusulkan agar atlet hoki es perempuan kedua negara mendapat Hadiah Nobel Perdamaian.
Menurut mantan atlet yang membawa AS empat kali meraih gelar juara dunia hoki es itu, kedua tim telah mengorbankan ego masing-masing untuk menang dan meraih medali olimpiade demi kebersamaan dan persatuan.
Namun di tengah usulan Ruggiero itu, muncul nama baru yang tak lain adalah Ketua IOC Thomas Bach. Atlet hoki es perempuan dari kedua Korea memang menjadi satu tim, tapi itu atas izin dari Bach, termasuk parade bersama kedua negara yang terpisah akibat perang 1950-1953 itu, di upacara pembukaan.