Debat Perdana Pilpres AS 2024, Biden Bakal Dicopot Demokrat jika Gagal Hadapi Trump?
WASHINGTON DC, iNews.id - Mantan Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden petahana Joe Biden menjalani debat perdana untuk Pilpres 2024 pada Kamis (27/6/2024) malam waktu setempat atau Jumat (28/6/2024) pagi WIB. Debat selama 90 menit itu diselenggarakan oleh CNN di Atlanta, Georgia.
Trump dan Biden sebelumnya pernah bersaing di panggung debat Pilpres 2020. Namun, debat kali ini dapat menentukan jalannya sisa pemilu menjelang hari pemungutan suara pada 5 November nanti. Di sisi lain, debat capres itu juga disebut-sebut dapat menandai berakhirnya kampanye Biden. Apa pasal?
Partai Demokrat dilaporkan telah membahas rencana mengganti Biden dengan calon lain jika kinerjanya buruk dalam debat capres tersebut. Hal itu diungkapkan oleh jurnalis investigasi pemenang Hadiah Pulitzer, Seymour Hersh, dengan mengutip salah satu teman lama Biden. Para pemimpin Partai Demokrat dan donor telah menyatakan keprihatinan serius mengenai kemampuan Biden untuk mengalahkan Trump.
Menurut laporan itu, Gubernur California Gavin Newsom dan Gubernur Illinois JB Pritzker berpotensi menggantikan Biden.
Biden kemungkinan akan memenangkan debat jika dia tidak kehilangan daya ingat sepenuhnya, kata analis bisnis Martin Hutchinson kepada Sputnik. Namun, dia menilai perdebatan itu sebenarnya tidak akan terlalu menjadi masalah, karena para pemilih kedua kandidat sudah menetapkan penilaian mereka.
Berdasarkan jajak pendapat Rasmussen Reports, sejumlah besar calon pemilih di Amerika Serikat, yaitu 47 persen, yakin Trump akan memenangkan debat tersebut. Sementara 37 persen yakin Biden akan menang. Adapun 16 persen pemilih lagi tidak yakin.
Juru bicara kampanye Trump, Karoline Leavitt, mengatakan, Trump sedang memasuki lingkungan yang tidak bersahabat di arena debat itu. Pasalnya, moderator CNN, Jake Tapper dan Dana Bash, telah lama menjadi pengkritik mantan presiden tersebut. CNN pernah memotong ucapan Leavitt di tengah wawancara pada Senin lalu, ketika dia menyampaikan kekhawatirannya tentang sang moderator.
Komentator politik Sam Husseini mengatakan, Biden dan Trump kemungkinan akan menggunakan panggung debat untuk melancarkan serangan pribadi satu sama lain. Dia juga memperkirakan Biden bakal memfokuskan sebagian retorikanya pada isu aborsi--yang banyak ditentang oleh kalangan Partai Republik. Sementara Trump akan mengkritik kompetensi pemerintahan Biden.
Husseini menambahkan, kedua kandidat mungkin menghindari pembicaraan mengenai konflik di Israel, mengingat sikap mereka yang sama-sama pro-Israel tidak populer di kalangan banyak pemilih.
Mantan profesor ekonomi Brown University, Barry Friedman mengatakan, dia tidak punya ekspektasi yang tinggi soal kualitas debat kandidat tersebut.
"Pertanyaan kuncinya adalah apakah para kandidat dapat menemukan isu-isu kebijakan yang menarik bagi pemilih independen yang belum menentukan pilihan, seperti rencana untuk menyelesaikan konflik di Ukraina dan Timur Tengah," kata Friedman.
CNN menolak mengizinkan capres independen Robert F Kennedy Jr untuk berpartisipasi dalam debat tersebut. Alasannya, Kennedy gagal memenuhi kriteria mereka untuk lolos ke panggug debat itu.
Sementara Kennedy menyebut keputusan CNN menolak memberinya izin ikut debat tersebut sebagai sikap yang tidak demokratis, jauh dari nilai-nilai Amerika, dan pengecut. Dia menambahkan bahwa keputusan tersebut melanggar Undang-Undang Pemilu AS.
Pada Mei lalu, Kennedy mengajukan pengaduan ke Komisi Pemilihan Umum Federal AS (FEC), menuduh Biden, Trump, dan CNN melanggar undang-undang pemilu. Kennedy meminta FEC menyelidiki masalah tersebut.
Trump dan Biden akan berdebat lagi pada 10 September nanti di acara yang dimoderatori ABC, dan Kennedy masih bisa memenuhi syarat untuk berpartisipasi.
Editor: Ahmad Islamy Jamil