Demi Konten YouTube, Remaja Ini Ngaku Akan Ledakkan Restoran 

WASHINGTON, iNews.id - Remaja pria di Amerika Serikat (AS) menakut-nakuti pengunjung restoran dengan mengaku akan melakukan bom bunuh diri. Dia bahkan menyiarkannya secara live di akun YouTube miliknya. 

Malik Sanchez (19) memfilmkan dirinya tengah berjalan menuju sebuah restoran outdoor Flatiron di Manhattan, New York City, AS pada 14 Februari 2021. Dia berteriak akan meledakkan bom yang ada di dirinya sambil berteriak 'Allahu Akbar'. 

Baca Juga

Khotbah Natal Pertama, Paus Leo Soroti Tenda Warga Palestina di Gaza dan Kelahiran Yesus

"Ledakan bom dalam dua menit. Saya membawa Anda bersama saya dan saya membunuh Anda semua," katanya.

Dia pun mendekati dua remaja putri yang makan di restoran tersebut sambil terus berteriak Allahu Akbar. Keduanya pun segera menghindar pergi, begitu pun pengunjung lain. 

Baca Juga

Beredar Video Ustaz Dibegal, Faktanya Cuma buat Konten YouTube

Dia kemudian berlari ke seberang jalan dan melarikan diri dari tempat kejadian sambil cekikikan. 

"Yo, semuanya berhamburan. Itu bintang lima," katanya seperti terdengar dalam rekaman.

Dilansir dari Daily Star, dia pun akhirnya ditangkap atas perbuatannya. Ternyata, sebelumnya, dia juga pernah ditangkap polisi atas kasus memanjat Jembatan Queensboro dan menyemprotkan merica setidaknya ke lima orang dalam aksi streaming live lainnya. 

Pada sidang pengadilan pada bulan Mei, Hakim Colleen McMahon mengatakan jika pelaku perlu menemui psikiater. Pelaku merupakan seseorang yang membutuhkan konseling kesehatan mental.

"Saya telah melihatnya, karena dia merekamnya, dan dia menyiarkannya di YouTube dan itu menjijikkan. Ini kekanak-kanakan, sangat meresahkan," katanya. 

Pada hari Jumat (12/11/2021) Jaksa AS untuk Distrik selatan New York, Damian Williams mengumumkan, Sanchez mengaku bersalah atas satu tuduhan menyampaikan informasi dan tipuan yang salah dan menyesatkan.

Pelanggaran tersebut diancam hukuman maksimal lima tahun penjara. Dia dijadwalkan akan kembali menjalani sidang vonis pada Februari tahun depan. 

Editor: Umaya Khusniah