Demonstran Bakar Gedung Parlemen Desak Presiden Mundur Pascapengesahan Anggaran
GUATEMALA CITY, iNews.id - Ratusan demonstran membakar sebagian gedung parlemen Guatemala sebagai protes menuntut pengunduran diri Presiden Alejandro Giammatei. Aksi tersebut merupakan buntut pengesahan anggaran di tengah pandemi Covid-19.
AFP melaporkan, pembakaran gedung parlemen Guatemala terjadi pada Sabtu (21/11/2020) malam waktu setempat. Kobaran api yang melahap gedung wakil rakyat terlihat dari jalan utama di Guatemala City, ibu kota negara.
Juru bicara Palang Merah Guatemala mengatakan, mereka merawat beberapa orang yang sesak napas karena menghirup asap kebakaran. Belum ada keterangan resmi mengenai korban jiwa dalam aksi tersebut.
Aksi demonstrasi mendesak Presiden Giammattei untuk mundur juga terjadi di depan istana pemerintah lama, tak jauh dari gedung parlemen. Demo di lokasi ini berjalan damai.
Para demonstran memenuhi alun-alun di depan istana lama di Guatemala City dengan membentangkan spanduk, poster serta kertas karton berukuran besar bertuliskan "Tidak ada lagi korupsi, Giammattei mundur!", tulisan anti-pemerintah lainnya berbunyi "Mereka mengacaukan generasi yang salah."
Pengesahan anggaran baru picu kemarahan masyarakat
Ketidakpuasan dan kemarahan rakyat Guatemala terhadap pemerintahan Giammattei dan parlemen dipicu oleh kurangnya sumber daya untuk memerangi pandemi Covid-19 serta pengesahan anggaran baru.
Parlemen Guatemala, yang didominasi oleh partai konservatif pro-pemerintah, minggu ini menyetujui anggaran hampir 13 miliar dolar AS, terbesar dalam sejarah negara itu.
Sebagian besar dana akan disalurkan ke infrastruktur yang terkait dengan bisnis besar, memicu kemarahan di negara di mana kemiskinan tersebar luas dan separuh anak di bawah lima tahun kekurangan gizi.

Parlemen Guatemala juga telah menyetujui 3,8 miliar untuk memerangi pandemi virus korona, tetapi kurang dari 15 persen dari dana itu telah diinvestasikan.
Melihat situasi dalam negeri yang tidak kondusif, Wakil Presiden Guatemala, Guillermo Castillo, mengatakan dirinya telah berbicara langsung dengan presiden mengenai kemungkinan mengabulkan desakan rakyat.
"Demi kebaikan negara, saya memintanya agar kami menyampaikan pengunduran diri kami bersama," kata Castillo.
Presiden dan Wapres Guatemala tak sejalan mengenai pemberantasan korupsi dan penanganan pandemi
Dalam pertemuan dengan Presiden Giammattei, Wapres Castillo mengakui dirinya berseberangan sikap dengan orang nomor satu Guatemala mengenai sikap pemerintah menangani korupsi dan dampak Covid-19.
Giammattei, seorang dokter berusia 64 tahun, mulai menjabat sebagai Presiden Guatemala pada bulan Januari dengan janji untuk memberantas korupsi dan memerangi kejahatan terorganisir.
Tetapi masa kepresidenannya didominasi oleh kontroversi mengenai penanganannya terhadap virus korona, terutama kekurangan rumah sakit di negara itu.
Pada Mei lalu, Presiden Giammattei secara terbuka berdebat dengan Wapres Castillo mengenai respons terbaik dalam mengatasi pandemi Covid-19 di negara Amerika Tengah itu.
Editor: Arif Budiwinarto