Demonstran Myanmar yang Tewas Ditembak Jadi 13 Orang, Terdengar Letupan Senjata Otomatis
YANGON, iNews.id - Jumlah demonstran anti-kudeta Myanmar yang tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan di berbagai kota, Rabu (3/3/2021), bertambah menjadi 13 orang.
Pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah demonstran untuk membubarkan aksi mereka.
"Ini mengerikan, ini pembantaian. Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan situasi dan perasaan kami," kata aktivis pemuda, Thinzar Shunlei Yi, dikutip dari Reuters.
Media lokal Monywa Gazette melaporkan, korban tewas terbanyak berada di Kota Monywa, yakni lima orang, terdiri dari empat laki-laki dan seorang perempuan.
"Kami sudah mengonfirmasi dengan anggota keluarga dan dokter, lima orang tewas," kata seorang editor Monywa Gazette, Ko Thit Sar, seraya menambahkan sedikitnya 30 orang terluka, beberapa di antaranya belum sadarkan diri.
Di Yangon, saksi mata mengatakan sedikitnya tiga orang tewas setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan menggunakan senjata otomatis pada sore hari.
"Saya mendengar banyak tembakan terus menerus. Saya berbaring di tanah, mereka terus menembak dan saya melihat dua orang tewas di tempat," kata demonstran, Kaung Pyae Sone Tun.
Dia menambahkan, beberapa korban luka langsung dibawa demonstran lain ke rumah sakit.
Sementara dua orang tewas lainnya berada di Kota Mandalay. Dua korban tewas lainnya berada di Kota Hpakant dan satu di Myingyan.
Dengan demikian sedikitnya 35 demonstran tewas sejak kudeta penggulingan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
"Negara ini seperti Lapangan Tiananmen di sebagian besar kota besar," kata Uskup Agung Yangon, Kardinal Charles Maung Bo, dalam cuitan Twitter, merujuk pada demonstrasi berdarah di Beijing, China, yang dipimpin mahasiswa pada 1989.
Editor: Anton Suhartono