Deretan Negara Paling Jarang Tersentuh Sinar Matahari, Nomor 6 Pasang Cermin Raksasa
JAKARTA, iNews.id - Ada beberapa negara atau wilayah paling jarang tersentuh sinar matahari karena posisinya. Sinar matahari sangat penting bagi makhluk hidup karena mengandung manfaat serta menunkang keberlangsungan hidup. Selain itu matahari juga bisa menjadi sumber energi listrik.
Meski demikian, matahari tak menyinari semua bagian di Bumi dalam waktu yang konsisten. Pancaran sinar matahari yang diterima suatu negara atau wilayah sangat ditentukan oleh posisi, di samping faktor cuaca.
1. Brasil, Sao Joaquim
Sao Joaquim merupakan daerah dengan cuaca subtropis, berada di ketinggain 1.360 meter di atas permukaan laut (mdpl). Daerah yang berada di Santa Catarina ini jarang mendapat pancaran sinar matahari. Dalam setahun, tempat ini rata-rata hanya disiram sinar matahari selama 1.055 jam.
Pada musim panas, suhu di Sao Joaquim tetap sejuk sedangkan suhu terendah biasanya mencapai 9 derajat Celcius pada Juli.
2. Faroe Island, Torshavn
Faroe Island dijuluki sebagai negara termendung di bumi. Bayangkan, setiap tahun negara kepulauan yang berada di Samudera Atlantik di antara Skotlandia dan Islandia ini hanya mendapat sinar matahari 840 jam atau setiap hari rata-rata 2,4 jam.
Torshavn, sebagai ibu kota yang berada dalam wilayah pantai timur Streymoy, merupakan tempat paling sedikit mendapat matahari, dibandingkan wilayah lainnya di kerajaan itu.
Karena selalu dalam mendung, suhu negara ini selalu sejuk dan dingin. Temperatur rata-rata tertinggi pada musim dingin mencapai 6 derajat Celcius dan pada musim panas dengan bisa mendapai 12 derajat Celcius.
Utqiagvik, daerah di Alaska, atau dulunya disebut Barrow, mengalami fenomena unik berjuluk polar night atau malam kutub. Artinya daerah ini bisa tak mendapat sinar matahari selama 24 jam.
Dalam setahun penduduk di Utqiagvik hanya merasakan 65 hari sinar matahari, yakni dari 23 Januari sampai 18 November. Sebaliknya setelah fenomena malam kutub, daerah tersebut akan terus menerus cerah tanpa mengalami matahari terbenam selama beberapa bulan.
4. Rusia, Dikson
Wilayah berjuluk Ibu Kota Arktik karena letaknya di ujung utara Samudera Arktik ini juga mengalami malam kutub, tak ada sinar matahari selama 24 jam, pada Desember hingga awal Januari.
Dikson mengalami musim dingin selama 10 bulan dan 2 bulan setelah itu matahari tidak pernah terbit. Dalam setahun Dikson hanya mendapat pancaran sinar matahari selama 1.164 jam.
5. China, Chongqing
Wilayah Chongqing di China mengalami musim subtropis dengan cuaca sejuk serta lembab nyaris selama setahun. Tercatat dalam setahun wilayah ini hanya merasakan pancaran sinar matahari sekitar kira 1.054 jam.
Kota tersebut Chongqing terletak di cekungan Sichuan. Puncak krisis sinar matahari di kota tersebut terjadi pada Desember dan Januari. Sebaliknya pada Agustus Chongqing menerima pancaran paling tinggi, sekitar 48 persen.
6. Norwegia, Rjukan
Norwegia, tepatnya Rjukan, dikelilingi gunung tinggi sehingga pancaran sinar matahari ke wilayah ini terhalang. Rjukan berlokasi di wilayah Telemark, di lereng Gunung Gaustatoppen. Karena posisinya itu Rjukan menjadi salah satu wilayah paling jarang tersentuh sinar matahari. Penduduknya mengalami musim dingin selama 6 bulan yakni dari September hingga Maret.
Namun inovasi dilakukan Norwegia pada 2013, yaitu dengan memasang cermin raksasa di pegunungan sehingga Kota Rjukan bisa terkena pantulan sinar matahari. Tiga cermin diletakkan pada ketinggian 450 meter di atas kota dan dioperasikan menggunakan komputer. Cermin akan bergerak mengikuti arah matahari kemudian melanjutkannya ke kota.
Dengan bantuan cermin seharga 5 juta kronor atau sekitar Rp7,6 miliar tersebut, suhu Rjukan bisa naik menjadi 7 derajat Celsius di musim dingin.
Artikel ini sudah tayang di Okezone dengan judul: Sejumlah Kota di Dunia Jarang Disinari Matahari, Nomor 4 Wilayahnya Selalu Malam
Editor: Anton Suhartono