Deretan Pasukan Pengawal Presiden di Dunia, Cakrabirawa Gagalkan Pembunuhan Soekarno
JAKARTA, iNews.id - Terbunuhnya Presiden Haiti Jonevel Moise menjadi pukulan telak bagi pasukan pengawal presiden negara itu karena gagal melindungi pemimpin.
Para pelaku yakni tentara bayaran asing leluasa masuk kediaman dinas Moise di Port au Prince pada Rabu (7/7/2021) dini hari waktu setempat dengan menyamar sebagai agen badan anti-obat-obatan Amerika Serikat, DEA.
Moise ditembak mati sementara istrinya, Martine, terluka namun kondisinya dilaporkan stabil setelah diterbangkan dan dirawat di Florida, Amerika Serikat.
Sepanjang penelusuran, tanggung jawab pengawalan presiden Haiti dipegang oleh Kepolisian Nasional Haiti di bawah Unit Pengawalan Presiden. Namun sayangnya tak ada catatan mengenai unit ini.
Berikut deretan pasukan pengawal presiden di seluruh dunia:
1. Dinas Rahasia AS
Dinas Rahasia atau bernama United States Secret Service (USSS) berada di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri. Sebelum 2003, Dinas Rahasia merupakan bagian dari Departemen Keuangan. Ini karena USSS didirikan pertama kali pada 1865 untuk memerangi pemalsuan uang.
Kongres AS memberikan dua misi khusus terkait keamanan yakni melindungi pejabat negara serta melindungi infrastruktur keuangan penting.
Dinas Rahasia berperan banyak dalam menggagalkan upaya pembunuhan presiden, meskipun sempat bobol saat pembunuhan John F Kennedy.
2. Dinas Perlindungan Federal (FSO) Rusia
Dinas Perlindungan Federal merupakan badan pemerintah yang bertugas melindungi para pejabat tinggi negara, termasuk presiden. Selain itu FSO juga melindungi infrastruktur penting.
Menoreh ke belakang, badan ini lahir dari Pimpinan Direktorat Ke-9 KGB Uni Soviet, kemudian menjadi Dinas Keamanan Presiden (SBP) yang saat itu dipimpin Jenderal KGB Alexander Korzhakov.
Pada 27 Mei 1996, Undang-Undang Perlindungan Negara mereorganisasi GUO (Glavnoye Upravlenie Okhrani) menjadi FSO. Berdasarkan undang-undang tersebut, Presiden Federasi Rusia tidak boleh mengabaikan perlindungan negara selama menjabat.
3. Biro Keamanan Pusat China
Biro Keamanan Pusat bertanggung jawab atas keamanan para pejabat senior China, serta Partai Komunis dan para pemimpin militer.
Biro ini mengendalikan Unit Pengawalan Pusat Tentara Pembebasan Rakyat yang juga disebut Unit 8341 atau Unit 57001.
Biro Keamanan Pusat seukuran resimen penuh pasukan siap tempur yang direkrut dari pasukan khusus berbagai satuan elite Tentara Pembebasan Rakyat. Komandannya ditunjuk daru perwira berpangkat Mayor Jenderal.
Selain mengawal presiden dan pejabat lain, Biro Keamanan Pusat juga melindungi kantor dan tempat tinggal para pemimpin. Selain itu lokasi bersejarah seperti Mausoleum Mao Zedong, Aula Besar Rakyat, Gunung Mata Air Giok, Wisma Negara Diaoyutai, Lapangan Tiananmen, dan Zhongnanhai, juga dijaga oleh unit.
4. Pengawal Presiden (PBG) India
Pengawal Presiden (PBG) India merupakan resimen kavaleri yang masuk dalam unit pasukan elite Angkatan Darat. Kesatuan ini paling senior dalam urutan prioritas unit Angkatan Darat India.
Tugas utamanya adalah mengawal dan melindungi presiden. Anggotanya juga dilatih sebagai pasukan terjun payung meskipun berlaar belakang Angkatan Darat. Resimen ini dulunya merupakan Pengawal Gubernur Jenderal British Raj.
PBG termasuk pasukan pengawal pejabat India paling tua karena dibentuk pada 1773.
Kekuatan resimen ini bervariasi sesuai waktu, saat pertama dibentuk anggota minimimnya 50 orang. Sekarang tak diketahui pasti jumlah kekuatannya.
Situs web Presiden India pernah mengklaim jumlahnya 1.929 personel, namun beberapa sejarawan percaya jumlahnya adalah 469 orang.
5. Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) Indonesia
Paspampres beranggotakan personel dari beberapa kesatuan elite TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Dulunya Paspampres juga dikenal sebagai Resimen Cakrabirawa.
Unit pengawal presiden lahir bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan RI yakni melibatkan para pemuda pejuang. Para pemuda itu berasal dari kesatuan Tokomu Kosakutai yang berperan sebagai pengawal pribadi presiden dan pejabat lain serta para pemuda eks Pembela Tanah Air (Peta) yang menjaga Istana.
Di masa perjuangan, Presiden Soekarno beberapa kali menghadapi percobaan pembunuhan yang berhasil digagalkan pasukan pengawal ini, seperti kudeta 3 Juli 1946, peristiwa granat Cikini 30 November 1957, peristiwa pelemparan granat di Jalan Cendrawasih 7 Januari 1962, dan penembakan saat Idul Adha di halaman Istana Merdeka pada 14 Mei 1962.
Editor: Anton Suhartono