Desak Olimpiade Tokyo Dibatalkan, Dokter Jepang: Rumah Sakit Sudah Kewalahan
TOKYO, iNews.id – Salah satu organisasi dokter terkemuka di Jepang mendesak pemerintah membatalkan perhelatan Olimpiade Tokyo. Mereka mengatakan, rumah sakit di Tokyo saat ini sudah kewalahan menanangai pasien di tengah lonjakan infeksi virus corona (Covid-19) di negeri sakura.
Asosiasi Praktisi Medis Tokyo yang mewakili sekitar 6.000 dokter perawatan primer menyatakan, rumah sakit di ibu kota Jepang itu sudah sangat sibuk dan hampir tidak memiliki kapasitas cadangan untuk menampung pasien baru.
“Kami sangat meminta pihak berwenang untuk meyakinkan IOC (Komite Olimpiade Internasional) bahwa penyelenggaraan Olimpiade itu sulit. Kami ingin mendapatkan keputusannya untuk membatalkan Olimpiade,” ungkap organisasi itu dalam surat terbuka kepada Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang diunggah ke situs resminya pada Senin (17/5/2021).
Lonjakan infeksi Covid telah memicu kekhawatiran di tengah kekurangan staf medis dan tempat tidur rumah sakit di beberapa daerah di Tokyo. Hal itu mendorong pemerintah memperpanjang status darurat untuk ketiga kalinya di ibu kota Jepang itu beserta sejumlah prefektur lainnya hingga 31 Mei.
“Institusi medis yang menangani Covid-19 sibuk dan hampir tidak memiliki kapasitas cadangan,” kata asosiasi medis itu lagi dalam suratnya.
Menurut mereka, para dokter bakal menghadapi kesulitan tambahan dalam menangani pasien yang kelelahan akibat cuaca panas selama bulan-bulan musim panas. Jika Olimpiade berkontribusi pada peningkatan kasus kematian, Jepang tentu akan memikul tanggung jawab yang berat untuk melawan pandemi, menurut organisasi dokter itu.
Pakar kesehatan dan kelompok medis lainnya juga telah menyuarakan keprihatinan mereka terkait penyelenggaraan Olimpiade Tokyo. Sementara itu, petisi online yang menyerukan agar Olimpiade dibatalkan hingga saat ini telah ditandatangani oleh ratusan ribu orang.
Meski penyebaran virus corona di Jepang tidak separah yang dialami oleh negara maju lainnya, pemerintah negeri samurai tetap mendapat kecaman tajam dari masyarakat lantaran peluncuran program vaksinasi yang lamban. Sampai hari ini, baru sekitar 3,5 persen dari total 126 juta penduduk Jepang yang sudah divaksinasi, menurut pelacakan Reuters.
Jumlah lonjakan infeksi Covid harian di Jepang secara nasional turun menjadi 3.680 kasus baru pada Senin (17/5/2021) kemari. Itu adalah level terendah infeksi sejak 26 April, menurut lembaga penyiaran publik NHK.
Kendati demikian, jumlah kasus infeksi berat di negara itu justru mencapai rekor tertingginya yakni sebanyak 1.235 kasus, ungkap Kementerian Kesehatan Jepang pada Selasa (18/5/2021) ini.
Editor: Ahmad Islamy Jamil