Dibayar Berapa pun, Palestina Akan Menolak Usul Kesepakatan Damai dari AS
NEW YORK, iNews.id - Palestina menegaskan tak akan bisa disogok dengan uang untuk menerima usulan perjanjian damai dengan Israel terbaru yang ditawarkan Amerika Serikat atau 'Deal of the Century'.
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al Maliki mengatakan, AS bukan membuat rencana perdamaian melainkan menyusun dokumen penyerahan diri. Palestina, tegas dia, tidak akan menerimanya meskipun dijanjikan akan mendapat uang yang banyak.
"Ini bukan rencana perdamaian melainkan kondisi untuk menyerah. Tidak ada jumlah uang yang dapat membuat kami menerimanya," kata Al Maliki, saat menyampaikan pidato di Markas PBB di New York, sebagaimana dilaporkan kembali Anadolu, Jumat (10/5/2019).
Pernyataan itu disampaikan Al Maliki di forum yang juga dihadiri negosiator AS untuk perdamaian Timur Tengah Jason Greenblatt.
"Beberapa orang bertanya kepada kami, 'Bagaimana jika mereka mengejutkan Anda?' Kami beri tahu, kami akan berharap mereka tidak tuli dengan permohonan kami, buta dan bisu terhadap pelanggaran Israel," katanya, menambahkan.
Para pejabat Palestina mengenyampingkan peran AS sebagai negosiator pembicaraan damai setelah pemerintahan Presiden Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017. AS telah berpihak kepada Israel sehingga tak layak menjadi penengah.
"Ketika AS, sebelum mengumumkan rencananya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mengklaim mereka berhak mengambil keputusan berdaulat yang secara terang-terangan melanggar hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB serta berpura-pura tidak memiliki implikasi pada perdamaian, tidak mungkin ada keyakinan upaya (damai) seperti itu," kata Maliki.
Jared Kushner, menantu dan penasihat khusus Trump, mengatakan rencana perdamaian yang dipimpinnya akan dirilis pada Juni atau setelah Ramadan berakhir.
Maliki mengatakan ada lebih dari 600.000 pemukim Israel yang saat ini tinggal di daerah pendudukan Tepi Barat. Itu mengindikasikan bahwa Israel berniat mencaplok wilayah Palestina.
Lebih jauh dia menegaskan sikap Palestina tetap mempertahankan solusi dua negara sebagai jawaban atas konflik yang sudah berlangsung puluhan tahun ini.
"Terlepas dari ketidakadilan yang sedang berlangsung ini, kami berkomitmen untuk perdamaian dan aturan hukum internasional. Mengapa, karena itu adalah satu-satunya jalan ke depan," ujarnya.
Editor: Anton Suhartono