Dikecam Mantan Anak Buah, Donald Trump Disebut Berusaha Pecah Belah Amerika
Aksi unjuk rasa di puluhan kota di AS tersulut oleh pembunuhan pria berkulit hitam, George Floyd (46), pada 25 Mei lalu. Kala itu, pria keturunan Afrika-Amerika itu diborgol dan ditelungkupkan ke tanah oleh polisi.
Floyd tewas setelah seorang polisi (yang kemudian diketahui sebagai Derek Chauvin) menindih lehernya dengan lutut selama sekitar 9 menit. Kematian pria malang itu direkam dalam sebuah video dan menjadi viral.
Demonstrasi menentang perilaku rasial polisi di AS sebagian besar berlangsung damai. Akan tetapi, beberapa di antaranya telah berubah menjadi kekerasan dan penjarahan di saat malam tiba.
Mattis menuliskan, seruan para demonstran untuk keadilan yang setara adalah permintaan yang sehat dan menyatukan manusia. Dia pun mengecam keputusan Trump menggunakan kekuatan militer untuk membersihkan pesertaa aksi damai yang berada di dekat Gedung Putih pada Senin (1/6/2020) lalu, hanya untuk memberi jalan agar Trump bisa berfoto-foto di gereja terdekat.
“Ketika saya bergabung dengan militer, sekitar 50 tahun yang lalu, saya bersumpah untuk mendukung dan membela konstitusi,” kata Mattis.
“Saya tidak pernah bermimpi bahwa pasukan yang mengambil sumpah yang sama akan diperintahkan dalam keadaan apa pun untuk melanggar hak-hak konstitusional sesama warga negara mereka, apalagi untuk memberikan foto aneh untuk komandan terpilih (Trump), dengan kepemimpinan militer berdiri di sampingnya.”
Editor: Ahmad Islamy Jamil