Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3
Advertisement . Scroll to see content

Dinas Rahasia Sadari Ancaman terhadap Trump 1 Jam Sebelum Penembakan, tapi Tak Bertindak

Kamis, 18 Juli 2024 - 16:20:00 WIB
Dinas Rahasia Sadari Ancaman terhadap Trump 1 Jam Sebelum Penembakan, tapi Tak Bertindak
Dinas Rahasia sudah mengetahui adanya ancaman 1 jam sebelum Donald Trump ditembak oleh Thomas Matthew Crooks (Foto: NY Post)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Dinas Rahasia selaku pasukan pengawal kepresidenan (paspampres) Amerika Serikat (AS) sudah mengetahui serta mendapat peringatan sebelum Donald Trump ditembak pada Sabtu (13/7/2024). Hal itu terungkap dari pengarahan Dinas Rahasia kepada Senat pada Rabu (17/7/2024).

Personel keamanan mendeteksi sosok mencurigakan di sekitar area kampanye Trump di Butler, Pennsylvania, yang kemudian teridentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks (20). Bahkan Crooks secara terang-terangan membawa senjata api.

Status Crooks sudah ditetapkan sebagai ancaman sebelum Trump naik panggung sekitar pukul 18.15 waktu setempat. Sebenarnya para agen Dinas Rahasia bisa saja meminta Trump untuk membatalkan pidato, setidaknya sampai Crooks diamankan.

Senator Wyoming John Barrasso mengatakan kepada Fox News, Dinas Rahasia bahkan telah mengidentifikasi Crooks sebagai sosok mencurigakan lebih dari 1 jam sebelum penembakan

“Dia teridentifikasi sebagai sosok yang mencurigakan karena (membawa) alat pengintai dan tas ransel. Ini terjadi lebih dari 1 jam sebelum penembakan benar-benar terjadi,” kata Barrasso, dikutip Kamis (18/7/2024).

Barrasso menegaskan, para agen Dinas Rahasia menyadari sepenuhnya bahwa Crooks merupakan ancaman, namun tak melakukan tindakan sebagaimana mestinya untuk melindungi Trump. 

Namun dia mengaku belum mendapat laporan soal ada polisi lokal yang berjibaku dengan Crooks sebelum tembakan dilepaskan.

“Jadi Anda akan mengira, tidak boleh kehilangan yang bersangkutan (Crooks). Harus ada yang menindaklanjuti hal-hal semacam itu. Tidak ada bukti bahwa itu terjadi," ujarnya, merujuk pada tindakan Dinas Rahasia.

Barrasso merupakan salah satu pejabat terkemuka AS yang menyerukan pengunduran diri Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle atas tuduhan gagal melindungi Trump dari percobaan pembunuhan.

“Rakyat Amerika seharusnya tidak merasa nyaman dengan hal ini. Ini adalah kegagalan total (atas nama) Dinas Rahasia. Kita harus melakukan penggantian di level atas," ujarnya.

Senator asal Tennessee Marsha Blackburn mendukung Barrasso. Dia juga mendesak Cheatle mundur.

“Saya terkejut, Dinas Rahasia mengetahui adanya ancaman sebelum Presiden Trump tampil di atas panggung. Saya tidak percaya pada kepemimpinan Direktur Cheatle dan yakin demi kepentingan terbaik bagi bangsa kita, dia mundur dari jabatannya," kata Blackburn, dalam pernyataan di media sosial X.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut