Disingkirkan Lawan Politik, Begini Komentar Pedas PM Israel Netanyahu
YERUSALEM, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melawan balik kesepakatan para lawan politik untuk menyingkirkannya dari kursi jabatan. Koalisi pemerintahan baru Israel terdiri dari berbagai spektrum politik, termasuk kelompok keturunan Arab.
Dalam cuitan, Kamis (3/6/2021), dia menegaskan semua anggota parlemen sayap kanan harus menentang koalisi sayap kiri.
"Semua legislator dari sayap kanan yang terpilih dalam pemilu harus menentang pemerintah sayap kiri yang berbahaya ini," ujarnya, seperti dilaporkan kembali Reuters.
Ini merupakan komentar publik pertamanya sejak pemimpin oposisi dari kubu moderat, Yair Lapid, mengumumkan pembentukan pemerintahan baru dan sudah melaporkannya ke presiden pada Rabu malam.
Berdasarkan kesepakatan koalisi yang baru, tokoh oposisi ultranasionalis yang juga mantan menteri pertahanan, Naftali Bennett, akan menjadi perdana menteri lebih dulu. Dia akan menyerahkan jabatan kepada Lapid dalam 2 tahun.
Kesepakatan pemerintahan baru ini sekaligus membuat Israel terhindari dari gelaran pemilu kelima dalam 2 tahun terakhir. Pemilu terakhir yang dilaksanakan pada 23 Maret dimenangkan partai Netanyahu, Likud, dengan meraup 30 kursi parlemen dari total 120.
Namun jumlah itu belum cukup untuk membentuk pemerintahan baru sehingga dia harus berkoalisi dengan partai lain. Hingga batas waktu yang ditentukan, Netanyahu gagal mendapat dukungan.
Sementara itu lawannya yang merupakan gabungan dengan kursi parlemen lebih kecil, menyatukan barisan sehingga jumlah kursi mereka cukup untuk membentuk pemerintahan.
Partai Arab, Ra'am, hanya memiliki empat kursi parlemen. Partai dipimpin Lapid dan Bennett juga hanya memiliki 17 dan 7 kursi parlemen.
Gabungan koalisi itu di antaranya terdiri dari Partai Yamina, Yesh Atid, Biru Putih, Meretz, Buruh, Yisrael Beitenu, New Hope, dan Ra'am.
Editor: Anton Suhartono