Diundang Hamas Kunjungi Gaza, Begini Respons Elon Musk
WASHINGTON DC, iNews.id – Miliarder Elon Musk menanggapi undangan yang disampaikan pejabat senior Hamas kepadanya untuk mengunjungi Gaza. CEO Tesla Motors itu mengatakan, mengunjungi Gaza saat ini akan terlalu berbahaya.
“Tampaknya agak berbahaya (untuk berada) di sana saat ini, tapi saya yakin bahwa (mewujudkan) Gaza yang makmur dalam jangka panjang akan baik bagi semua pihak,” cuit Musk dalam sebuah postingan di platform media sosial X (Twitter) pada Selasa (28/11/2023) waktu AS.
Sebelumnya, pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, mengundang Musk untuk mengunjungi Jalur Gaza, Palestina. Tujuannya adalah agar pemilik Twitter dan SpaceX itu dapat melihat sejauh mana kerusakan yang disebabkan oleh aksi brutal Israel.
“Kami mengundangnya (Musk) mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan kehancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas,” kata Hamdan dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, kemarin.
Pada Senin (27/11/2023) lalu, Elon Musk, mengunjungi lokasi serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Pascakunjungan tersebut, dia menyatakan komitmennya untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran kebencian di platform media sosial Twitter—yang kini bernama X.
Sebelumnya, Musk sempat mendapat kecaman karena mendukung sebuah unggahan di media sosial yang mengklaim bahwa komunitas Yahudi mendorong kebencian terhadap orang-orang kulit putih. Kala itu, Musk menyebut cuitan pengguna X tersebut sebagai “kebenaran yang sebenarnya”.
Akibat komentar Musk tersebut, perusahaan film Warner Bros, Sony Pictures, Paramount, dan Lionsgate menangguhkan iklan mereka di jejaring sosial X. Mereka menilai komentarnya Musk itu “anti-Semit” (baca: anti-Yahudi).
Langkah serupa juga diambil oleh Walt Disney, serta raksasa teknologi IBM dan Apple.
Pekan lalu, Musk mengatakan bahwa X alias Twitter akan menyumbangkan seluruh pendapatannya dari konten terkait konflik di Jalur Gaza ke rumah sakit Israel dan organisasi kemanusiaan internasional yang memberikan bantuan medis kepada warga Palestina.
Editor: Ahmad Islamy Jamil