Donald Trump Rombak Pentagon, Promosikan Pejabat yang Pernah Sebut Obama Teroris
WASHINGTON DC, iNews.id – Presiden Donald Trump merombak sejumlah pejabat di Departemen Pertahanan AS (Pentagon). Langkah itu hanya berselang sehari setelah dia memecat Mark Esper dari jabatan menteri pertahanan.
Gedung Putih melantik seorang loyalis Trump pada jabatan penting di Pentagon, Selasa (10/11/2020). Tak hanya itu, Pemerintah Amerika Serikat juga mempromosikan seorang tokoh yang pernah secara salah menyebut mantan Presiden Barack Obama sebagai seorang teroris.
Trump mengumumkan pemecatan terhadap Esper di Twitter pada Senin (9/11/2020). Keputusan itu mengisyaratkan bahwa dia dapat menggunakan bulan-bulan terakhirnya di Gedung Putih untuk menyelesaikan sejumlah persoalan dalam pemerintahannya.
Akan tetapi, perombakan lebih lanjut di Pentagon juga meningkatkan kekhawatiran di kalangan Partai Demokrat bahwa kebijakan keamanan nasional AS dapat menjadi tidak stabil ketika Trump dan Partai Republik keluar dari istana. Dinamika di Pentagon kali ini juga berpotensi memudahkan Trump untuk menjalankan kebijakan yang selama ini ditentang Esper, seperti mengerahkan pasukan aktif untuk menekan protes jalanan di Amerika Serikat.
Langkah Trump tersebut mengirimkan pesan berbahaya kepada musuh-musuh Amerika dan meredupkan harapan untuk transisi kekuasaan secara tertib ketika presiden terpilih Joe Biden bersiap untuk menjabat, kata orang Demokrat.
“Sulit untuk melebih-lebihkan betapa berbahayanya pergantian tingkat tinggi di Departemen Pertahanan selama masa transisi kepresidenan,” kata legislator dari Partai Demokrat, Adam Smith, yang memimpin Komite Angkatan Bersenjata di DPR AS, dikutip Reuters, Rabu (11/11/2020).
Jabatan yang ditinggalkan Esper kini diisi oleh Christopher Miller—yang sebelumnya menjabat direktur Pusat Kontraterorisme Nasional AS. Pentagon mengatakan, Kash Patel yang sebelumnya menjadi penasihat kontraterorisme teratas di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih—akan menjadi kepala staf menteri pertahanan AS.
Patel pernah bekerja sebagai pembantu utama legislator Devin Nunes, seorang anggota Partai Republik pro-Trump yang mengetuai Komite Intelijen DPR AS. Saat bekerja untuk Nunes, Patel membantu membuat memo yang menuduh FBI dan Departemen Kehakiman AS berlaku bias terhadap Trump.
Setelah kepergian Esper, penasihat kebijakan tertinggi Pentagon juga mengundurkan diri. Jabatan itu diisi oleh Anthony Tata, seorang pensiunan brigadir jenderal Angkatan Darat AS yang pernah menyebut Obama sebagai “seorang pemimpin teroris”.

Perombakan tersebut tampaknya menjadi upaya terakhir Trump memenuhi janji kampanye yang masih belum terpenuhi menjelang era kekuasaannya berakhir pada 20 Januari 2021. Upaya Itu termasuk kemungkinan memerintahkan penarikan penuh pasukan AS dari Afghanistan.
Perwakilan Elissa Slotkin, seorang Demokrat yang menjabat sebagai pejabat senior Pentagon dalam pemerintahan Obama, meminta Miller untuk menempatkan kepentingan keamanan nasional di atas kesetiaan kepada Trump.
Editor: Ahmad Islamy Jamil