Drone Militer AS Gempur Markas Al-Qaeda, 14 Orang Tewas termasuk Petinggi Teroris

IDLIB, iNews.id - Militer Amerika Serikat mengonfirmasi serangan pesawat tanpa awak (drone) menargetkan pemimpin Al-Qaeda di barat laut Suriah dekat perbatasan, Kamis (22/10/2020) kemarin. Serangan itu menewaskan para pejabat penting Al-Qaeda.

Organisasi pemantau HAM di Suriah, The Syrian Observatory Rights (OSDH), mengatakan dari 14 korban tewas, lima dianataranya orang asing dan enam komandan pasukan.

Baca Juga

Fokus Perkuat Armada Laut, Arab Saudi Punya Kapal Perang Baru

"Militer Amerika Serikat melakukan serangan terhadap kelompok Al-Qaeda menewaskan para pemimpin senior (AQ-S) di dekat Idlib, Suriah," kata Mayor Beth Riordan, juru bicara Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM), dikutip dari Al-Arabiya, Jumat (23/10/2020).

"Pemusnahan para pemimpin AQ-S ini akan mengganggu kemampuan organisasi teroris untuk merencanakan lebih lanjut serangan global yang mengancam warga AS, sekutu kami, dan warga sipil yang tidak bersalah," lanjutnya.

Baca Juga

Pembunuh Guru di Prancis Sempat Kontak dengan Jihadis Suriah sebelum Eksekusi Korban

Mayor Riordan tidak merinci lebih jauh mengenai operasi tersebut. Namun, menurut OSDH serangan tersebut menargetkan pertemuan akan malam para pemimpin kelompok esktrimis di desa Jakara, daerah Salqin.

Serangan gempur acara pertemuan para petinggi organisasi teroris

Serangan itu menghantam markas besar oposisi terakhir di Idlib, yang didominasi oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang dipimpin oleh mantan afiliasi al-Qaeda. Diyakini kelompok ekstremis lain juga hadir di daerah tersebut.

Kepala OSDH, Rami Abdel Rahman, mengatakan lima esktremis non-Suriah termasuk di antara mereka yang tewas, tetapi kewargenegaraan mereka tidak segera diketahui. Di antara enam pemimpin Suriah yang tewas, dua berasal dari kelompok HTS.

Tentara koalisi pimpinan AS hadir di bagian timur Suriah, dimana serangan udaranya mendukung pasukan pimpunan Kurdi yang memerangi ISIS.

Serangan pada hari Kamis terjadi setelah fakta terungkap mengenai pelaku pembunuh seorang guru di Prancis karena membahas kartun Nabi Muhammad. Pelaku yang berusia 18 tahun diketahui sempat melakukan kontak dengan milisi jihadis di Suriah sebelum menjalankan aksi kejamnya memenggal kepala guru yang bernama Samuel Paty pekan kemarin. `

Editor: Arif Budiwinarto