Dubes Israel Klaim Dipermalukan Petugas Bandara karena Berasal dari Kaum Druze
YERUSALEM, iNews.id - Seorang diplomat Israel dari kaum minoritas Druze menuduh petugas keamanan di bandara Tel Aviv melakukan tindakan rasial yang mempermalukan dirinya dan keluarganya. Saat insiden terjadi, mereka sedang melakukan perjalanan bisnis resmi.
Duta Besar Israel untuk Panama Reda Mansour, yang berasal dari Kota Isfiya di Druze dekat Haifa, terbang ke negara Amerika Tengah pada Sabtu (3/8/2019). Namun dia dicegat dan diinterogasi oleh petugas keamanan di bandara Ben Gurion.
"Ketika mereka mengetahui bahwa kami berasal dari Isfiya, mereka meminta untuk melihat paspor kami," tulis Mansour di Facebook, setelah insiden itu, seperti dikutip AFP, Senin (5/8/2109).
Orang-orang Arab dan Druze Israel kerap mengecam perlakuan kasar yang dilakukan oleh staf keamanan bandara. Namun seorang pejabat senior jarang membicarakan tentang masalah ini.
Setelah menjelaskan soal insiden itu, di Facebook Mansour menyebut hal yang dia terima sebagai penghinaan.
"Pergilah ke neraka, saya merasa ingin muntah."
Diplomat veteran itu menyebut desanya merupakan rumah peringatan bagi tentara Druze yang tewas dalam pertempuran di bawah bendera Israel.
"Saya menyarankan agar Anda membawa penjaga keamanan Anda dan mereka yang bertanggung jawab atas pelatihan mereka untuk mengunjungi pemakaman ini dan mengajari mereka tentang pengorbanan diri dan rasa hormat," sambungnya.
Ketika keluhannya viral di media sosial, banyak yang memusuhi Mansour dan mengkritiknya.
Otoritas Bandara Israel menyatakan penjaga keamanan melakukan pekerjaan dengan semestinya.
"Pemeriksaan keamanan di Bandara Ben Gurion dilakukan terlepas dari agama, ras atau jenis kelamin," demikian pernyataan otoritas bandara.
Tidak seperti warga negara Arab lainnya di Israel yang mungkin secara sukarela melayani, Druze harus patuh pada layanan wajib di militer atau polisi, bersama dengan warga Yahudi Israel.
Tak lama, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu (4/8/2019) mencuit apresiasi mendalamnya atas karya Mansour yang mewakili Israel di Panama.
Tanpa menyebut-nyebut insiden itu, Netanyahu memuji komunitas Druze Israel sebagai "yang tersayang di hati kami".
Ribuan orang dari komunitas Druze yang berjumlah 130.000 turun ke jalan-jalan Agustus lalu untuk mengecam undang-undang yang menyatakan Israel sebagai negara bangsa orang-orang Yahudi. Alasannya, keputusan itu membuat mereka menjadi warga negara kelas dua.
Editor: Nathania Riris Michico