Dubes Rusia kepada AS: Pulangkan Senjata Nuklir Anda di Luar Negeri!
WASHINGTON, iNews.id - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mendesak Negeri Paman Sam untuk membawa pulang senata nuklirnya yang ditempatkan di luar negeri. Antonov juga meninta AS berhenti melatih pasukan dari negara-negara non-nuklir untuk menggunakan senjata pemusnah massal itu.
Pernyataan itu disampaikan Antonov, Sabtu (29/10/2022), mengomentari artikel yang diterbitkan Politico. Disebutkan AS akan menyebar senjata nuklir taktis versi modern dari B61, yakni B16-12, ke pangkalan-pangkalan NATO di Eropa paling cepat pada Desember mendatang.
Program B61-12, senjata senilai 10 miliar dolar AS, itu bertjuan menggantikan beberapa versi senjata nuklir sebelumnya. Senjata itu akan dikirim ke pangkalan di Jerman, Italia, Belgia, Belanda, dan Turki.
Menurut Antonov, AS mengklaim bom B61-12 adalah senjaa taktis seraya berspekulasi bahwa persenjataan serupa milik Rusia beberapa kali lebih besar.
Dia pun menegaskan, senjata nuklir taktis Rusia tak disebar ke mana-mana melainkan disimpan di fasilitas penyimpanan terpusat sehingga tidak akan menimbulkan ancaman bagi AS.
“Bom AS, di sisi lain, dikerahkan di negara-negara Eropa dengan waktu penerbangan yang singkat ke perbatasan Rusia. Oleh karena itu, meskipun hasilnya terbatas, B61-12 memainkan peran strategis," ujarnya, dikutip dari RT.
Lebih lanjut Antonov menyinggung soal latihan pencegahan nuklir yang dilakukan AS dan NATO saat ini. Dia yakin latihan yang juga melibatkan negara-negara non-nuklir itu ditujukan untuk Rusia.
Dunia, kata dia, sedang melalui periode yang tegang serta meningkatnya risiko akibat konflik di Ukraina. Oleh karena itu, Rusia dan AS, sebagai kekuatan nuklir, seharusnya bertanggung jawab untuk mencegah eskalasi.
“Dengan pemikiran ini, saya sekali lagi mendesak Washington untuk memulangkan semua senjata nuklir yang dikerahkan di luar negeri ke wilayah nasional serta menutup infrastruktur penyimpanan dan pemeliharaan di luar negeri. Tinggalkan praktik melatih personel militer dari negara-negara non-nuklir untuk menggunakan senjata tersebut, sebagai bagian dari misi berbagi nuklir yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar NPT (Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons)," tuturnya.
Editor: Anton Suhartono