Dubes Ukraina untuk RI: Presiden Zelensky Bertahan di Kiev, sementara Putin Lari ke Bungker
JAKARTA, iNews.id - Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menegaskan rakyat dan pemerintah bersatu melawan Rusia. Bahkan Presiden Volodymyr Zelensky tetap berada di Kiev memimpin perjuangan, meski nyawanya terancam.
Bahkan, Zelensky menolak tawaran dari Amerika Serikat (AS) untuk meninggalkan Ibu Kota. Dia memilih menetap di Kiev dan memberikan laporan terbaru setiap hari.
"Dia melaporkan situasinya setiap hari. Bagaimana kami tahu kebenarannya? Ketika dia sedang melaporkan hal penting, itu benar-benar terjadi hari itu di waktu yang sama. Itu bukan hasil rekaman, dan sementara itu Putin melarikan diri dari Moskow entah ke bungker mana, itu faktanya," ujar Vasyl, dalam wawancara eksklusif dengan MNC Portal Indonesia (MPI) di Jakarta, Senin (7/3/2022).
Oleh karena itu dia menegaskan tuduhan bahwa pasukan pemerintah Ukraina membunuh warga sipil, apalagi melakukan genosida di Donetsk dan Luhansk sama sekali tidak benar. Rusia selaku agresor justru yang menyerang fasilitas sipil sejak invasi pada 24 Februari lalu.
"Banyak disinformasi, kebohongan, dan provokasi yang sudah menyebar di media Rusia, sedang menggodok hal-hal palsu, provokasi, dan kami melawannya. Orang-orang di Indonesia dan dunia perlu tahu kebenarannya," kata Vasyl.
Dia menambahkan, bahwa orang-orang Rusia mendapat kabar pasukan mereka mempertahankan dan melindungi warga Ukraina berbahasa Rusia di Donetsk dan Luhansk. Mereka tidak mengetahui perang benar-benar terjadi.
"Mereka (Rusia) berbohong bahwa pemerintah Ukraina melakukan diskriminasi dan genosida terhadap rakyatnya sendiri. Sekarang saya tanya, jika ini semua nyata, kenapa seluruh bangsa, mulai dari anak-anak hingga orang tua sangat mendukung Presiden kami? Tidak mungkin mereka mempertahankan tanahnya demi presidennya semata. Ini bukan hanya pasukan militer kami yang melawan, tapi rakyat kami juga," ujarnya.
Dia kemudian menyinggung soal komunisme, mesin propaganda paling efisien di dunia dan sejarah adalah yang dibuat oleh komunis. Itu semua dimulai ratusan tahun lalu ketika Uni Soviet muncul di peta.
"Dari awal mula ketika komunis berjuang untuk memperoleh kekuasaan, mereka mencetuskan banyak slogan yang indah, khususnya bagi masyarakat seperti petani, pekerja, peternak. Roti untuk mereka yang lapar, kedamaian demi negara. Sangat mudah dipahami dan dipercaya bukan?" ucapnya.
Di masa Uni Soviet, ketika orang mulai berpikir dan mempertanyakan apa yang sedang terjadi, mesin propaganda diluncurkan untuk membuat berita tentang segalanya dan memblokir kenyataan yang terjadi supaya tidak sampai ke tangan Barat.
Contoh konkretnya saat ini termasuk menghalangi sinyal dan akses. Mesin propagdan ini sudah berjalan selama 70 tahunan, bergerak dengan sangat efisien serta untuk melawan propaganda Nazi.
"Sekarang, Rusia mewarisi mesin tersebut dan mengembangkannya melalui internet dan platform apa pun yang memungkinkan. Keengganan untuk memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi ke publik dan mata dunia kemudian mengarah ke tindakan kriminal serius, karena tindakan kriminal tidak hanya berbasis pada pembunuhan tapi juga kebenaran, karena propaganda ini menjustifikasi pembunuhan, pembantaian, dan semua ini," katanya.
Editor: Anton Suhartono