Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Seoul dan Busan Jadi Destinasi Favorit Warga +62 Liburan ke Korsel
Advertisement . Scroll to see content

Duh, 1 Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Kecelakaan di Korsel Rusak

Senin, 30 Desember 2024 - 10:39:00 WIB
Duh, 1 Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Kecelakaan di Korsel Rusak
Salah satu dari dua alat pada kotak hitam pesawat Jeju Air yang kecelakaan di Korsel rusak (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Salah satu dari dua alat dalam kotak hitam pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Muan, Korea Selatan (Korsel), Minggu (29/12/2024), rusak sebagian. Kotak hitam pesawat telah ditemukan sejak Minggu.

Kerusakan pada perangkat perekam data penerbangan (FDR) tersebut dikhawatirkan akan menunda analisis untuk menentukan penyebab kecelakaan.

Seorang pejabat Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Korsel mengatakan, alat perekam percakapan kru atau cokpit voice recorder (CVR) tetap utuh dan dalam kondisi baik.

Pesawat dengan rute Bangkok, Thailand, menuju Muan itu meledak hebat setelah keluar dari landasan pacu dan menabrak pagar beton bandara. Pesawat yang membawa 181 orang penumpang dan kru tersebut mendarat tanpa satu pun roda dalam insiden pada pukul 09.07 waktu setempat itu. 

Menara kontrol sebelumnya juga memperingatkan bahwa pesawat menabrak burung.

Biasanya menentukan penyebab pasti kecelakaan tersebut bisa memakan waktu berbulan-bulan. Kerusakan FDR diyakini akan menambah waktu analisis menjadi lebih lama lagi. 

"Men-decoding FDR saja bisa memakan waktu sekitar satu bulan," kata pejabat itu, seperti dikutip dari Yonhap, Senin (30/12/2024).

Jika kedua perangkat tidak ruaak, lanjut dia, decoding bisa memakan waktu paling cepat satu minggu. Setelah itu pakar akan menganalisis data dari seluruh perangkat kotak hitan sembari membandingkannya dengan data di lapangan.

Pejabat badan investigasi lainnya mengatakan, FDR mungkin harus dikirim ke Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) untuk decoding. Prosesnya bisa memakan waktu setidaknya 6 bulan.

"Jika kesulitan men-decoding-nya di sini, kami mungkin harus mengirimnya ke NTSB," kata pejabat itu.

Data FDR bisa mengungkap ketinggian, kecepatan, dan arah pesawat, sementara CVR merekam transmisi radio serta suara di kokpit, termasuk percakapan pilot dan suara mesin.

Kedua perangkat kotak hitam itu didesain untuk kuat menahan benturan 3.400 kali gaya gravitasi Bumi dan suhu lebih dari 1.000 derajat Celsius. Alat-alat itu biasanya diletakkan di bagian ekor untuk meminimalisasi kerusakan saat terjadi kecelakaan.

Pihak berwenang Korsel memastikan 179 orang tewas akibat kecelakaan tersebut. Sementara dua orang yang selamat adalah kru. Mereka menderita luka dan kini dirawat di rumah sakit Seoul.

Dari jumlah korban tewas, peristiwa ini menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan di Korsel sepanjang sejarah negara itu. Kejadian ini juga menjadi yang ketiga paling mematikan melibatkan maskapai penerbangan Korsel. 

Jet tempur Uni Soviet pada 1983 menembak jatuh pesawat Korean Air setelah terbang menyimpang ke wilayah udara Rusia. Kejadian itu menewaskan 269 penumpan dan kru. Kemudian pada 1997, pesawat Korean Air jatuh di Guam menewaskan 225 orang.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut