Dulu Saling Bunuh, Kini Taliban Ajak Mantan Pasukan Afghanistan Didikan Amerika Bergabung
KABUL, iNews.id - Taliban mengajak mantan pasukan keamanan Afghanistan hasil didikan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara NATO bergabung ke militer. Keputusan ini merupakan langkah berani dan riskan yang diambil Taliban, mengingat selama 20 tahun terakhir mereka bertempur dan saling bunuh.
Pernyataan ini disampaikan setelah Taliban merebut Panjshir, provinsi terakhir yang belum dikuasai Taliban setelah mereka merebut kekuasaan Afghanistan pada pertengahan Agustus. Panjshir merupakan basis milisi anti-Taliban yang dikomandoi Ahmad Massoud, putra mantan komandan mujahidin Ahmad Shah Masssoud yang berperan mengusir Uni Soviet saat perang 1980-an.
"Pasukan Afghanistan yang dilatih selama 20 tahun terakhir akan diminta bergabung kembali dengan Departemen Keamanan bersama anggota Taliban," kata Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dikutip dari AFP, Senin (6/9/2021).
Mujahid juga mengeluarkan ancaman, setiap pemberontakan melawan pemerintahan Taliban akan dilawan dengan keras.
"Imarah Islam sangat sensitif soal pemberontakan. Siapa pun yang mencoba memulai pemberontakan akan dipukul dengan keras. Kami tidak akan membiarkan (pemberontakan) lagi," ujarnya.
Dia menambahkan, siapa pun pihak yang mengangkat senjata dan melawan akan dianggap sebagai musuh. Jatuhnya Panjshir, lanjut dia, merupakan akhir dari pusaran perang yang selama puluhan tahun menghantui Afghanistan.
"Perang telah berakhir, negara ini keluar dari krisis. Sekarang saatnya untuk perdamaian dan rekonstruksi. Kami membutuhkan orang-orang untuk mendukung kami," tuturnya.