Duterte Berencana Kunjungi Lokasi Pengeboman Gereja Katedral Filipina
"Kami akan mengejar sampai ke ujung bumi pelaku kejahatan kejam di balik kejahatan pengecut ini sampai setiap pembunuh diadili dan ditempatkan di balik jeruji besi. Hukum tidak akan memberi mereka belas kasihan," demikian pernyataan kantor presiden, seperti dilaporkan Asssociated Press.
Sebelumnya, Kelompok Negara Islam atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom kembar di gereja Katolik di sebuah pulau di Filipina selatan.
ISIS mengeluarkan pernyataan resmi yang mengklaim bahwa dua pengebom bunuh diri meledakkan sabuk peledak pada Minggu di dalam gereja dan tempat parkir mobilnya di Jolo.
Ledakan pertama yang kuat terjadi saat jemaat sedang merayakan Misa di gereja yang berlokasi Jolo. Tak lama setelah itu, ledakan kedua terjadi di luar gereja yang diduga menargetkan pasukan yang sedang menolong para korban luka.
Tragedi serangan bom kembar ini merupakan salah satu serangan bom paling mematikan di Filipina selatan, wilayah yang dilanda pemberontakan selama bertahun-tahun.
Tragedi ini juga menjadi pukulan berat bagi pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte yang baru-baru ini mencapai kesepakatan damai dengan kelompok separatis di wilayah Filipina selatan.
Editor: Nathania Riris Michico