Erdogan: Jangan Cuma Hamas, Israel Juga Harus Bebaskan Warga Palestina yang Ditawan
ANKARA, iNews.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut gerakan pejuang Hamas tidak tertarik untuk menyandera warga sipil. Karena itu, kata dia, diperlukan proses bersama untuk membebaskan warga Israel dan Palestina yang ditawan oleh masing-masing pihak dalam konflik ini.
"Mengenai masalah tawanan, Hamas tidak tertarik untuk menyandera warga sipil. Sebaliknya, harus ada pembebasan warga Palestina yang ditahan Israel," kata Erdogan kepada wartawan, Jumat (10/11/2023).
"Jika kita sebagai (negara) Turki melakukan intervensi, maka Israel harus segera membebaskan warga Palestina, dan sebaliknya warga Israel yang ditahan Hamas harus segera dibebaskan,” ujarnya.
Menurut dia, Hamas tidak punya keinginan untuk menahan tawanan berlama-lama. Kelompok pejuang Palestina itu, kata Erdogan, bahkan ingin melepaskan mereka secepatnya.
"Tentu saja ada tentara (Israel) di sana (dalam penawanan Hamas). Di antara para prajurit ini juga ada yang berpangkat tinggi. Namun kurangnya prinsip Israel, yang menyandera anak-anak (Palestina), juga terlihat jelas," ujar Erdogan.
"Jika langkah-langkah positif diambil, kami akan mengambil risiko apa pun dan mencoba berkontribusi untuk menyelesaikan masalah ini," kata dia.
Pada 7 Oktober, gerakan pejuang Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran yang mengejutkan terhadap Israel dari Jalur Gaza. Serangan yang disebut “Operasi Banjir al-Aqsa” itu berhasil menewaskan 1.400 orang Israel. Tak hanya itu, Hamas juga menawan lebih dari 200 orang Israel lainnya.
Pasukan zionis lantas melancarkan serangan balasan dan memerintahkan blokade total terhadap Jalur Gaza, rumah bagi lebih dari 2 juta orang. Israel juga memutus pasokan air, makanan, dan bahan bakar ke wilayah Palestina itu.
Sejak 27 Oktober, Israel melancarkan serangan darat besar-besaran di Jalur Gaza dengan tujuan untuk melenyapkan para pejuang Hamas dan menyelamatkan para tawanan.
Editor: Ahmad Islamy Jamil