Fasilitas Minyak Diserang, Trump Kirim Tambahan Pasukan dan Senjata ke Saudi
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Donald Trump memerintahkan penambahan jumlah pasukan Amerika Serikat (AS) di Teluk, terutama Arab Saudi, menyusul serangan atas dua fasilitas minyak Aramco pada Sabtu pekan lalu.
Sebelumnya Trump mengumumkan sanksi baru terhadap Iran yang dituduh terlibat dalam serangan yang menyebabkan terhentinya setengah produksi minyak Saudi itu.
Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan, Pentagon mengirim tambahan personel militer dan persenjataan bantuan militer ke Teluk juga atas permintaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
"Menanggapi permintaan Kerajaan, presiden telah menyetujui penempatan pasukan AS, yang bersifat defensif, dan berfokus pada pertahanan udara dan rudal," kata Esper, dikutip dari AFP, Sabtu (22/9/2019).
Sementara itu Kepala Staf Gabungan AS Joe Dunford mengategorikan penambahan pasukan di Teluk sebagai 'menengah' dengan jumlah pasukan di kisaran ribuan orang.
Sebelum pengumuman itu, Trump menyerang pihak yang mengkritik kebijakannya di Teluk karena dianggap bisa memicu perang.
"Hal termudah yang dapat saya lakukan adalah menghancurkan 15 hal berbeda dari Iran. Tapi saya pikir, pendekatan seseorang yang kuat dan menunjukkan kekuatan bisa memberikan tekanan," katanya.
Sebelumnya Saudi membeberkan bukti-bukti yang memperkuat bahwa Iran terlibat dalam serangan fasilitas minyak Aramco.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Arab Saudi, Turki bin Saleh Al Maliki, mengatakan, serangan besar-besaran itu dilakukan menggunakan 25 drone drone dan rudal jelajah.
"Serangan itu diluncurkan dari utara dan disponsori oleh Iran. Kami sedang bekerja untuk mengetahui titik peluncuran yang tepat. Bukan berasal dari Yaman, meskipun ada upaya dari Iran untuk membuatnya tampak seperti begitu," kata Maliki.
Dia menambahkan, drone yang digunakan dalam serangan itu juga tak sama dengan yang digunakan pemberontak Houthi dari Yaman.
Serangan terhadap fasilitas minyak di Abqaiq dan Khurais, lanjut Al Maliki, merupakan kelanjutan dari serangan serupa di Afif dan Dawadmi pada 14 Mei 2019.
Apa yang disampaikan Mailiki mirip dengan kesimpulan pejabat senior AS yang mengatakan ada puluhan rudal jelajah dan drone digunakan untuk menyerang fasilitas Aramco.
Intelijen AS menunjukkan, serangan itu berasal dari Iran dan temuan awal Koalisi Arab menunjukkan senjata dibuat oleh Iran.
Iran membantah tuduhan AS dengan menyebutnya sebagai kebohongan besar. Iran memperingatkan AS akan membalas dengan keras jika negaranya menjadi sasaran serangan dengan dalih merespons serangan terhadap kilang minyak Saudi.
Editor: Anton Suhartono