FBI Waspadai Serangan dari Dalam saat Pelantikan Joe Biden, Periksa Semua Pasukan Garda Nasional
WASHINGTON, iNews.id - Pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan ancaman serangan dari orang dalam termasuk dari personel militer saat pelantikan Joe Biden.
Biro Penyelidikan Federal (FBI) memperketat pengamanan di Washington DC dengan memeriksa 25.000 pasukan Garda Nasional yang dikerahkan ke ibu kota untuk mengamankan pelantikan pada Rabu (20/1/2021).
Upaya ini mencerminkan kekhawatiran keamanan luar biasa setelah penyerbuan ke Gedung Capitol oleh ratusan pendukung Donald Trump pada 6 Januari. Kerusuhan itu menewaskan lima orang, termasuk seorang polisi.
Peristiwa itu juga menggarisbawahi kekhawatiran bahwa beberapa orang yang ditugaskan melindungi ibu kota selama beberapa hari ke depan bisa menjadi ancaman bagi presiden serta tamu VIP lainnya.
Menteri Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan, para pejabat menyadari potensi ancaman. Dia pun memperingatkan para komandan untuk mewaspadai setiap anak buahnya yang bertugas. Namun, sejauh ini dia dan para pejabat keamanan lain belum melihat bukti adanya ancaman dari dalam, meski terus mewaspadai.
"Kami terus melalui proses ini dan memantau dua, tiga kali terhadap setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini," kata McCarthy, dikutip dari Associated Press, Senin (18/1/2021).
Sekitar 25.000 personel Garda Nasional dari penjuru negeri terus berdatangan ke Washington DC. Jumlah tersebut 2,5 kali lipat dibandingkan personel yang dikerahkan pada pelantikan sebelumnya. Proses pemeriksaan personel Garda Nasional dilakukan sejak mereka tiba di Washington DC, lebih dari sepakan lalu. Mereka dijadwalkan menjalankan tugas sampai selesai pelantikan pada Rabu.
"Kami harus menyadarinya dan kami perlu menerapkan semua mekanisme untuk memeriksa laki-laki dan perempuan yang dilibatkan dalam operasi seperti ini secara menyeluruh," tuturnya.
FBI memeriksa setiap personel, seperti latar belakang mereka, melalui database dan daftar pantauan yang dikelola biro. Dari sini akan terlacak personel yang berpotensi mengkhawatirkan.
Mantan pejabat FBI David Gomez mengatakan, pemeriksaan meliputi apakah mereka pernah diselidiki sebelumnya atau bahkan tersangkut kasus terorisme.
Ancaman orang dalam menjadi prioritas penegakan hukum terus-menerus setelah serangan 11 September 2001. Dalam banyak kasus, ancaman berasal dari pemain lokal yang diradikalisasi oleh kelompok Al Qaeda, ISIS, atau sejenisnya. Namun untuk kasus Biden, kondisinya jauh berbeda.
Ancaman terhadap pelantikan Biden dipicu oleh pendukung Trump, kelompok sayap kanan, supremasi kulit putih, dan kelompok radikal lainnya.
Mereka yakin tuduhan adanya kecurangan pilpres AS yang disampaikan kubu Trump benar. Klaim itu telah dibantah dalam berbagai proses pengadilan, termasuk Departemen Kehakiman dan pejabat dari Partai Republik.
Editor: Anton Suhartono