HELSINKI, iNews.id - Finlandia memutuskan akan memulai langkah agar bisa mendaftarkan diri sebagai anggota NATO pada 12 Mei. Pemerintah memerlukan persetujuan dari presiden dan parlemen Finlandia agar dapat mendaftarkan diri.
Dilansir dari harian Finlandia Iltalehti Minggu (1/5/2022) malam, pertama-tama, Presiden Sauli Niinisto akan mengumumkan persetujuannya agar Finlandia bergabung dengan aliansi militer tersebut. Langkah selanjutnya, parlemen partai politik juga akan melakukan hal yang sama.
Pejuang Hamas yang Bersembunyi di Rafah Tak Akan Menyerah
Setelah langkah tersebut disetujui oleh presiden, perdana menteri, dan partai politik, keputusan itu akan dikonfirmasi oleh Komite Menteri untuk Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan, yang juga mencakup menteri pertahanan dan luar negeri.
Finlandia berbagi perbatasan sepanjang 1.300 kilometer (810 mil) dengan Rusia. Di awal Perang Dunia II, Finlandia dengan keras mempertahankan diri dari invasi oleh Uni Soviet.
Jet Tempur Rusia Diadang NATO saat Dekati Wilayah Baltik dan Laut Hitam
Menurut laporan media sebelumnya, Finlandia dan Swedia telah sepakat untuk mengajukan aplikasi keanggotaan NATO mereka bersama-sama pada pertengahan Mei. Kedua negara mempertahankan netralitas militer yang ketat selama Perang Dingin dan mencapai kesepakatan kemitraan dengan NATO pada tahun 1995.
Setelah Rusia melancarkan perang melawan negara tetangga Ukraina, dukungan untuk keanggotaan NATO melonjak secara signifikan di kedua negara.
NATO Klaim Cegat Jet Tempur Rusia yang Dekati Wilayah Baltik dan Laut Hitam
Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa Finlandia dan Swedia tidak boleh bergabung dengan NATO. Moskow telah berusaha untuk membenarkan perangnya terhadap Ukraina dengan mengutip kemungkinan negara itu bergabung dengan NATO, meskipun proses keanggotaan baru saja dimulai.
Setidaknya 2.899 warga sipil telah tewas dan 3.235 lainnya terluka di Ukraina sejak perang dengan Rusia dimulai pada 24 Februari, menurut perkiraan PBB. Jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.
Lebih dari 5,4 juta orang telah melarikan diri ke negara lain, dengan sekitar 7,7 juta orang mengungsi, menurut data dari badan pengungsi PBB.
Editor: Umaya Khusniah
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku