Foto Penganiayaan Pria Kulit Hitam oleh Polisi Prancis Bikin Macron Sangat Syok
PARIS, iNews.id - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, sangat syok melihat foto-foto yang menunjukkan seorang produser musik kulit hitam dipukul dan dilecehkan secara rasial oleh polisi Paris.
Foto-foto dugaan kekerasan rasial polisi Paris beredar luas di media sosial, memicu beragam reaksi dari warganet sejak Kamis (26/11/2020) kemarin. Pihak berwenang Prancis tengah menyelidiki tuduhan pria kulit hitam yang mengaku bernama Michel diserang dan dilecehkan secara rasial selama pemeriksaan polisi, termasuk mengecek rekaman CCTV.
Presiden Macron yang mengetahui kontroversi tersebut "sampai terkejut" melihat foto-foto dugaan tindakan rasial oleh polisi, demikian pernyataan juru bicara kepresidenan dikutip dari Al-Jazeera pada Jumat (27/11/2020).
Penganiayaan diduga karena korban tak pakai masker
Michel mengatakan kepada wartawan bahwa dia didorong hingga terjatuh oleh polisi di studio miliknya di Paris pada 21 November kemarin.
Sebelumnya, Michel yang tidak memakai masker saat keluar ruangan--bertentangan dengan protokol kesehatan Covid-19 di Prancis--berusaha menghindari polisi agar tidak kena denda dengan cara berlari ke studio.
Namun, katanya, polisi mengikutinya ke dalam studio dan mulai menyerang serta melecehkannya secara rasial.

Dugaan serangan terhadap Michel berisiko mengobarkan ketegangan rasial dengan tuduhan kebrutalan polisi berulang kali terhadap komunitas kulit hitam.
Prancis sempat dilanda gelombang unjuk rasa anti-rasial "BlackLivesMatter" sebagai buntut protes aksi kekerasan yang berujung kematian pada pria kulit hitam George Floyd di tangan polisi Minneapolis, Amerika Serikat pada Mei lalu.
Polisi Prancis hadapi kritikan tajam terkait aksi kekerasan rasial
Polisi Paris menghadapi kritikan tajam minggu ini setelah foto dan video yang viral di media sosial menunjukkan petugas memukul pengunjuk rasa saat petugas melakukan sweeping tempat perkemahan migran ilegal di alun-alun Paris.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengatakan kepada televisi France 2, Kamis (26/11/2020) kemarin, bahwa para petugas akan diberi sanksi jika dugaan kekerasan rasial tersebut terbukti.
Insiden itu terjadi di tengah kontroversi rancangan undang-undang yang membatasi kerja jurnalis untuk menampilkan gambar petugas polisi Prancis saat bertugas. Rancangan UU tersebut menuai penolakan dari kelompok pendukung kebebasa berekspresi.
Menanggapi keberatan tersebut, kantor Perdana Menteri mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan membentuk komisi independen yang bertugas mengusulkan versi baru dari undang-undang tersebut.
Editor: Arif Budiwinarto