Prancis Minta Pengawasan Internasional di Nagorno-Karabakh, Khawatir Manuver Turki
PARIS, iNews.id - Prancis mendorong pengawasan internasional dalam pelaksanaan gencatan senjata Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh. Prancis khawatir Rusia dan Turki memangkas kekuatan Barat dari pembicaraan damai di masa depan.
Rusia bersama Amerika Serikat dan Prancis yang tergabung dalam Minsk Group--kelompok pegawas konflik Nagorno-Karabakh--sempat berkontribusi menggagas gencatan senjata pertama pada Oktober lalu. Namun, upaya tersebut gagal setelah dua negara berkonflik, Armenia dan Azerbaijan, melanggar gencatan senjata.
Setelah enam pekan pertempuran di Nagorno-Karabakh, Armenia dan Azerbaijan akhirnya menyepakati penghentian pertempuran secara total pada awal November ini. Kesepakatan tersebut ditengahi oleh Rusia tanpa melibatkan Minsk Group.
Menyusul kesepakatan damai Armenia-Azerbaijan, Rusia telah mengadakan pembicaraan dengan Turki--sekutu Azerbaijan dan pengkritik keras kelompok Minsk--yang dikhawatirkan kesempatan itu dimanfaatkan Ankara mengerahkan pasukan ke wilayah Nagorno-Karabakh.
Dalam pembicaraan telepon dengan presiden Azerbaijan dan perdana menteri Armenia, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pentingnya menjaga kesepakatan damai serta bersama-sama memfasilitasi kepentingan penduduk terdampak perang.
"Akhir pertempuran sekarang harus memungkinkan dimulainya kembali negosiasi dengan itikad baik untuk melindungi penduduk Nagorno-Karabakh dan memastikan kembalinya puluhan ribu orang yang telah meninggalkan rumah mereka dalam beberapa pekan terakhir dalam kondisi keamanan yang baik," kata Macron dikutip dari Reuters, Jumat (20/11/2020).
Prancis didesak membantu Armenia