Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ditengahi Trump, Armenia dan Azerbaijan Berdamai Setelah Perang Puluhan Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Prancis Minta Pengawasan Internasional di Nagorno-Karabakh, Khawatir Manuver Turki

Jumat, 20 November 2020 - 07:32:00 WIB
Prancis Minta Pengawasan Internasional di Nagorno-Karabakh, Khawatir Manuver Turki
Pasukan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh. (foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id - Prancis mendorong pengawasan internasional dalam pelaksanaan gencatan senjata Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh. Prancis khawatir Rusia dan Turki memangkas kekuatan Barat dari pembicaraan damai di masa depan.

Rusia bersama Amerika Serikat dan Prancis yang tergabung dalam Minsk Group--kelompok pegawas konflik Nagorno-Karabakh--sempat berkontribusi menggagas gencatan senjata pertama pada Oktober lalu. Namun, upaya tersebut gagal setelah dua negara berkonflik, Armenia dan Azerbaijan, melanggar gencatan senjata.

Setelah enam pekan pertempuran di Nagorno-Karabakh, Armenia dan Azerbaijan akhirnya menyepakati penghentian pertempuran secara total pada awal November ini. Kesepakatan tersebut ditengahi oleh Rusia tanpa melibatkan Minsk Group.

Menyusul kesepakatan damai Armenia-Azerbaijan, Rusia telah mengadakan pembicaraan dengan Turki--sekutu Azerbaijan dan pengkritik keras kelompok Minsk--yang dikhawatirkan kesempatan itu dimanfaatkan Ankara mengerahkan pasukan ke wilayah Nagorno-Karabakh.

Dalam pembicaraan telepon dengan presiden Azerbaijan dan perdana menteri Armenia, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pentingnya menjaga kesepakatan damai serta bersama-sama memfasilitasi kepentingan penduduk terdampak perang.

"Akhir pertempuran sekarang harus memungkinkan dimulainya kembali negosiasi dengan itikad baik untuk melindungi penduduk Nagorno-Karabakh dan memastikan kembalinya puluhan ribu orang yang telah meninggalkan rumah mereka dalam beberapa pekan terakhir dalam kondisi keamanan yang baik," kata Macron dikutip dari Reuters, Jumat (20/11/2020).

Prancis didesak membantu Armenia

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut