Foto Telanjang di Hagia Sophia 2 Tahun Lalu, Model Playboy Marisa Papen Minta Maaf

LONDON, iNews.id - Model majalah Playboy Marisa Papen meminta maaf atas aksinya berfoto telanjang di depan gerbang Hagia Sophia, Istanbul, Turki. Dia berfoto pose dengan membuka bagian intimnya di depan gerbang 2 tahun lalu saat Hagia Sophia masih menjadi museum.

Pemotretan kontroversial itu memicu kemarahan dari publik dan pemerintah Turki, memicu seruan penangkapan. Bangunan yang menjadi latar belakang fotonya merupakan peninggalan bersejarah dari tahun 537 dan kini dijadikan masjid.

Baca Juga

Siap Perang Melawan AS, Maduro Galang Kekuatan di Venezuela

Dalam posting-an di blog saat itu, perempuan asal Belgia tersebut mengaku tidak ada yang salah dengan pemotretannya.

"Ini tentang pesan, pesannya adalah membuat orang berpikir sendiri melalui citra kita. Kami mencoba untuk membantu orang-orang membebaskan diri dari penjara mental oleh pemerintah dan agama di planet ini. Kita semua menjadi buta dan bodoh sehingga kami menerimanya," katanya, saat foto telanjangnya menjadi heboh.

Baca Juga

Model Playboy Marisa Papen Diburu Turki karena Foto Telanjang di Depan Hagia Sophia

Dua tahun berselang Marisa menyadari kesalahannya. Dia menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Turki.

“Saya ingin meluangkan waktu sejenak untuk menjelaskan alasan dan filosofi saya. Saat saya berkunjung ke Turki pada 2018, itu dalam semangat cinta didorong oleh mimpi persatuan. Pekerjaan saya sering dipandang sebagai kontroversial, namun sebenarnya hanya tubuh manusia yang berdiri untuk kesetaraan dan kebebasan. Niat saya untuk menginspirasi perubahan positif, menutup celah, dan menerangi apa yang tersembunyi atau tertekan dalam bayang-bayang masyarakat," ujarnya, dikutip dari Daily Star, Jumat (22/1/2021).

"Kepada orang-orang yang mungkin tersakiti, dengan pernyataan artistik ini, saya meminta maaf," tuturnya, lagi.

Meskipun aktivitasnya dikritik banyak kalangan, Marisa mengaku belum berencana menghentikan pemotretan telanjang di masa mendatang.

“Saya sangat berkomitmen untuk membuat normal dan memuliakan tubuh manusia," ujarnya.

Editor: Anton Suhartono