Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Raffi Ahmad Beli Tas Ivan Gunawan Rp500 Juta untuk Bangun Masjid di Yokohama
Advertisement . Scroll to see content

Gara-Gara Kasus Carlos Ghosn, Presiden Prancis Telepon PM Jepang Ungkapkan Kekecewaan

Kamis, 16 Januari 2020 - 15:12:00 WIB
Gara-Gara Kasus Carlos Ghosn, Presiden Prancis Telepon PM Jepang Ungkapkan Kekecewaan
Emmanuel Macron (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id - Kasus mantan bos Nissan Carlos Ghosn menjadi perhatian Presiden Prancis Emmanuel Macron. Mantan taipan otomotif itu dijerat beberapa pelanggaran kejahatan keuangan di Jepang.

Ghosn diketahui memiliki tiga kewarganegaraan, yakni Prancis, Brasil, dan Lebanon.

Macron mengaku telah berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengenai kondisi Ghosn yang kini berada di Lebanon.

Baca Juga: Merasa Dikhianati, Pengacara Mantan Bos Nissan Carlos Ghosn Mundur

Setelah melarikan diri dari Jepang pada 29 Desember 2019, Ghosn menggelar konferensi pers di mana dia mengaku diperlakukan secara sadis oleh kejaksaan. Dia juga menyebut dirinya sebagai korban konspirasi Nissan dan jaksa Jepang.

"Saya mengatakan kepada Abe beberapa kali bahwa kondisi penahanan dan pemeriksaan Carlos Ghosn sepertinya tidak memuaskan bagi saya," kata Macron, dikutip dari Reuters, Kamis (16/1/2020).

Macron juga menegaskan keputusannya untuk selalu membela kepentingan Prancis.

Baca Juga: Menteri Kehakiman Jepang Minta Mantan Bos Nissan Ghosn Buktikan Diri Tak Bersalah di Pengadilan

Prancis merupakan pemegang saham terbesar di Renault, perusahaan otomotif yang juga beraliansi dengan Nissan.

Ghosn mengungkap, pejabat Jepang dan Nissan syok dengan keputusan pemerintah Prancis pada 2015 untuk meningkatkan kepemilikan saham pemerintah di Renault serta menggandakan hak pilihnya.

"Ini menyisakan kepahitan besar," kata Ghosn, saat konferensi pers di Beirut.

Seorang sumber mengatakan, langkah itu membuat Jepang serta aliansi Renault-Nissan khawatir bahwa perusahaan akan jatuh di bawah kendali Pemerintah Prancis.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut