Garda Revolusi: Negara yang Menyerang Iran Akan Menjadi Medan Pertempuran
TEHERAN, iNews.id - Iran merespons langkah Amerika Serikat (AS) dan sekutu terkait meningkatnya ketegangan di Teluk pascaserangan fasilitas minyak Arab Saudi.
Sebelumnya AS mengumumkan akan menambah kekuatan personel dan persenjataan di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk membantu kedua negara itu dari serangan pemberontak Houthi dan kelompok lain.
Komandan Pasukan Garda Revolusi Iran Hossein Salami mengatakan, setiap negara yang menyerang Iran maka wilayah mereka akan berubah menjadi medan pertempuran.
"Siapa saja yang ingin wilayah mereka menjadi medan pertempuran," kata Salami, dalam jumpa pers di Teheran, Sabtu (21/9/2019), sebagaimana dilaporkan AFP.
"Kami tidak akan pernah membiarkan perang merambah wilayah Iran. Kami berharap mereka tidak melakukan kesalahan strategis," katanya, menambahkan.
Sebelumnya Presiden Donald Trump memerintahkan penambahan jumlah pasukan AS di Teluk, terutama Arab Saudi, menyusul serangan atas dua fasilitas minyak Aramco. AS juga mengumumkan sanksi baru terhadap Iran.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan, Pentagon mengirim tambahan personel militer dan persenjataan ke Teluk juga atas permintaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Kepala Staf Gabungan AS Joe Dunford mengategorikan penambahan pasukan di Teluk sebagai 'menengah' dengan jumlah pasukan di kisaran ribuan orang.
Pasukan di AS di Teluk hanya bersifat defensif, yakni menangkal serangan udara dan laut ke dua negara sekutunya itu. Selama ini serangan terhadap Saudi datang dari pemberontak Houthi di Yaman. Serangan terparah terjadi di bandara internasional Abha yang menyebabkan jatuhnya korban.
Editor: Anton Suhartono